TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, berdasarkan riset IPW di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, dan Banten, nilai penjualan properti pada triwulan I ini mengalami penurunan 23,1 persen (quartal to quartal) dibanding pada triwulan sebelumnya, yakni 55,75 persen.
"Menjadi Rp 1,24 triliun. Bahkan nilai ini masih lebih rendah 54,04 persen (year on year) dibanding pada triwulan yang sama tahun sebelumnya," ujar Ali dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Ahad, 17 April 2016.
Ali menilai penurunan tersebut sesuai dengan prediksi IPW, di mana kenaikan penjualan yang terjadi pada triwulan IV 2015 belum dapat dijadikan pola tren kenaikan pasar perumahan pada triwulan berikutnya. "Hampir semua wilayah mengalami penurunan nilai penjualan," katanya.
Menurut Ali, segmen menengah masih menguasai tingkat penjualan properti, yakni 52,19 persen. Sedangkan segmen besar hanya 28,27 persen dan segmen kecil hanya 19,54 persen. "Berbeda dengan komposisi segmen besar yang sempat mendominasi penjualan pada triwulan sebelumnya."
Dalam penjualan properti pada triwulan I ini, Bogor menjadi satu-satunya wilayah yang mengalami kenaikan, yaitu 11,8 persen. Kenaikan itu didongkrak penjualan di segmen menengah yang meningkat, mencapai 70,3 persen.
Kenaikan penjualan properti di Bogor, menurut Ali, terjadi karena adanya rencana pembangunan jalur light rail transit (LRT) dari Cibubur ke Cawang oleh pemerintah. "Dampak tersebut mulai terasa di wilayah ini, termasuk di jalur Cimanggis."
ANGELINA ANJAR SAWITRI