TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menargetkan 500 stasiun pengisian bahan bakar umum penyedia Dexlite hingga akhir 2016. Jumlah konsumsi bahan bakar minyak tersebut hingga akhir tahun ditargetkan melampaui 100 ribu kiloliter.
"Saya justru maunya target konsumsi bisa sampai 500 ribu kiloliter," kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang setelah meluncurkan Dexlite di SPBU Lenteng Agung, Jumat, 15 April 2016. Ahmad mengatakan stok solar Pertamina saat ini cukup untuk memenuhi target tersebut.
Saat ini ada 33 pom bensin yang menyediakan Dexlite, yang terdiri atas 27 SPBU milik swasta dan enam SPBU COCO. Terdapat masing-masing enam SPBU di Bekasi, Tangerang, serta Bogor dan Depok. Sedangkan di Jakarta ada 15 SPBU yang menyediakan Dexlite.
Pertamina berencana memasarkan Dexlite di wilayah Jawa pada Mei 2016. Tahap selanjutnya ialah memasarkannya di Sumatera Utara dan Kalimantan pada Juni 2016. Dua bulan setelah itu, Dexlite akan dipasarkan di Sumatera Selatan dan Sulawesi. Wilayah Papua dan Maluku baru bisa merasakan Dexlite pada September 2016.
Ahmad optimistis target tersebut mampu tercapai. Pencapaian target itu akan bergantung pada dorongan Pertamina untuk menjual Dexlite. Selain itu, ia yakin masyarakat sadar akan kualitas dan harga yang ditawarkan.
Pasalnya, menurut Ahmad, dengan spesifikasi yang lebih unggul dari solar bersubsidi, Dexlite mampu membuat akselerasi jadi enteng. Mesin pun jadi lebih bertenaga karena Dexlite menghasilkan torsi lebih tinggi. Suara mesin berbahan bakar Dexlite juga lebih halus dibandingkan menggunakan solar subsidi. Temperatur mesin pun lebih dingin.
Yang paling penting, menurut Ahmad, adalah harganya yang murah. "Jangan dilihat harga per liter, tapi per kilometer," ujarnya. Konsumen Dexlite lebih hemat 9 persen dibandingkan pengguna solar subsidi.
VINDRY FLORENTIN