TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Jerman di Jakarta menyatakan pemerintah Jerman sudah siap menyambut lawatan Presiden Joko Widodo, pekan depan. Jokowi dijadwalkan terbang ke Eropa dalam rangka penguatan kerjasama strategis dengan sejumlah negara petinggi Uni Eropa, salah satunya Jerman.
"Kami senang dengan kunjungan ini. Indonesia adalah partner penting bagi Jerman, terutama dalam konteks bisnis," ujar Wakil Dubes Jerman, Thorsten Hutter di kantor Kedubes Jerman di Jakarta, Menteng, Kamis, 14 April 2016.
Hutter mengatakan Jokowi akan dipertemukan dengan jajaran komunitas bisnis Jerman di Berlin. Dalam lawatan itu, Jokowi pun akan bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel.
"Kami perkirakan presiden (Jokowi) dan delegasinya akan bertemu sekitar 200 pelaku industri dan perdagangan Jerman," kata dia.
Pertemuan Jokowi dan Merkel pun akan mengangkat sejumlah isu bilateral penting, seperti pembangunan berkelanjutan, dan kerjasama bidang energi.
Kedubes Jerman berharap lawatan Jokowi bisa menguatkan hubungan kedua negara. "Reputasi Indonesia bagus, karena di sini persatuan dan keberagaman tergambar nyata, tak hanya jadi slogan," ujar Hutter.
Kata Hutter, pengamanan Jokowi selama di Jerman akan dilakukan maksimal. "Wajar saat ada kunjungan besar. Polisi federal dan polisi lokal terlibat, menurut kami akan sangat aman."
Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier sudah mengunjungi Indonesia, November 2015 lalu. Selain bertemu Jokowi, Steinmeier bertemu dengan Menlu RI Retno Marsudi, dan jajaran lain di pemerintahan.
Dalam lawatan ke Jerman, Jokowi akan ditemani sejumlah menteri Kabinet Kerja yang terkait dengan bidang kerjasama yang akan diperkuat.
Menlu Retno sebelumnya membenarkan lawatan Jokowi ke Eropa adalah untuk menguatkan kerja sama tradisional strategis dengan negara-negara Uni Eropa.
“Presiden akan memenuhi undangan negara pemimpin Eropa, antara lain Jerman, Inggris, Belgia, dan Belanda, dari 18 hingga 22 April 2016,” ujar Retno di gedung Kemenlu, Pejambon, Senin, 11 April 2016.
Kunjungan Jokowi penting karena, kata Retno, Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama yang telah memiliki perjanjian Partnership and Cooperation Agreement (PCA) dengan Uni Eropa. “Sudah sewajarnya fondasi kerja sama kita dengan Uni Eropa dilebarkan.”
Retno juga menekankan pentingnya kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa. “Hubungan kita dengan Uni Eropa cukup kuat. Uni Eropa merupakan mitra kerja sama ketiga terbesar Indonesia,” kata Retno.
YOHANES PASKALIS