TEMPO.CO, Jakarta - Pengguna Facebook dan Instagram di Indonesia terbilang besar dan sebagian besar dari mereka mengakses melalui perangkat perangkat bergerak (mobile). Sayangnya, belanja iklan lokal yang dilakukan pelaku usaha untuk mobile belum terlalu besar. Padahal, pelaku usaha bisa menggunakan kekuatan mobile dalam membangun merek (brand).
"Hanya 12 persen belanja iklan lokal yang dilakukan untuk mobile oleh pelaku usaha," kata Kepala Facebook Indonesia Sri Widowati, Kamis, 14 April 2016, dalam konferensi pers di Ciputra World 1, Kuningan, Jakarta.
Sri mengatakan pengguna Facebook di Indonesia saat ini berjumlah 82 juta pengguna, dengan 94 persen di antaranya mengakses Facebook melalui perangkat mobile. Lebih dari 50 juta pengguna Facebook di Indonesia terhubung dengan page bisnis di Facebook.
"Setiap hari 43 juta pengguna di Indonesia buka Facebook, dengan 40 juta di antaranya menggunakan mobile," kata Sri.
Sementara pengguna Instagram di Indonesia sekitar 22 juta pengguna dengan pertumbuhan pengguna 100 persen per tahun. Secara global, Indonesia juga merupakan negara yang memimpin perpindahan ke mobile dengan populasi online di mobile sebesar 76,5 persen.
Sri mengatakan salah satu keunggulan iklan di mobile adalah relevansinya dengan kebutuhan pengguna. Ini berarti pengiklan bisa langsung menyasar produknya dengan target pasar mereka.
"Pengguna dapat menggunakan kekuatan mobile dalam membangun brand di Facebook dan Instagram untuk mendorong bisnis," ujar Sri.
Dalam riset yang dilakukan Facebook dengan US-based SalesBrain diketahui saat orang menggunakan layar ponsel, pandangannya akan menyempit dan otak menganggap layar menjadi lebih besar dibanding layar televisi, yang dipandang dari jarak yang lebih jauh. Sebagai hasilnya, perhatian mereka meningkat hingga 82 persen lebih tinggi, dan gangguan mengalami penurunan hingga 79 persen.
Studi, kata Sri, mengungkapkan konten yang dikonsumsi di mobile menghasilkan respons emosional yang seimbang dan terkadang lebih tinggi daripada konten yang sama tapi dikonsumsi melalui TV.
"Inilah yang harus diperhatikan pengiklan, karena ketika mobile dikenal sangat efektif untuk melakukan penargetan dan menjangkau konsumen, berarti hal ini juga memiliki pengaruh emosional bagi pengiklan untuk membangun brand," katanya.
AMIRULLAH