Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sulit Terbit, HGU Hambat Investasi Perkebunan

image-gnews
Seorang buruh karet mengumpulkan getah karet yang telah disadap di lahan perkebunan karet Perusahaan Daerah Perkebunan Gunung Pasang, desa Kemiri, Jember, Senin (6/11). Dalam sehari masing-masing buruh mampu mengumpulkan 25 kilogram getah karet dengan upah Rp 4500 perkilo. TEMPO/Fully Syafi
Seorang buruh karet mengumpulkan getah karet yang telah disadap di lahan perkebunan karet Perusahaan Daerah Perkebunan Gunung Pasang, desa Kemiri, Jember, Senin (6/11). Dalam sehari masing-masing buruh mampu mengumpulkan 25 kilogram getah karet dengan upah Rp 4500 perkilo. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) Jabar-Banten RHS Slamet Bangsadikusumah mengatakan, pengusaha perkebunan mengeluhkan kepastian pengurusan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan. “HGU itu pegangan, kepastian hukum bagi pengusaha perkebunan, kami merasakan terlalu lambat. Karena ada yang sampai 10 tahun, 18 tahun (mengurusnya) belum terbit sampai sekarang,” kata dia selepas bertemu Sekretaris Daerah Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 30 Maret 2016.

Slamet mengatakan, ketidakpastian waktu pengurusan HGU memicu okupansi liar areal perkebunan, dan ketidakpastian dalam usaha perkebunan. “Kepastian hukum itu sangat penting bagi pengusaha perkebunan, soalnya payback-period tanaman (perkebunan) itu kan lima tahun baru menghasilkan. Kalau kepastian hukumnya susah dipegang, pas setahun mengurus lalu tanahnya diambil orang? Padahal sudah investasi di sana,” kata dia.

Menurut Slamet, salah satu persyaratan yang dikeluhkan pengusaha perkebunan mengenai kondisi lahan yang “clear & clean” yang kerap sulit dipenuhi justru karena tidak adanyak kepastian waktu pengurusan HGU. “Clear & clean artinya di dalam tanah itu tidak ada permasalahan. Nah permasalahan itu muncul saat proses,” kata dia.

Saat perpanjangan HGU misalnya, pengusaha perkebunan diminta sudah mengurusnya sejak dua tahun sebelum masa pengelolaannya habis. “Ini bertahun-tahun gak selesai. Kita mau menanam kagok, ragu-ragu, jangan-jangan gak terbit. Akhirnya tanah itu seolah-olah menjadi tanah kosong, datanglah okupansi liar, nah gak clear & clean. Padahal ketentuannya penerbitan SK itu harus clear & clean. Ini yang berat,” kata Slamet.

Slamet mengklaim, persoalan serupa terjadi juga dalam permintaan izin baru HGU. Kasus terkatung-katungnya pengurusan HGU itu terjadi di sejumlah daerah diantaranya di Garut, Subang, Cianjur, dan Sukabumi.

Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, masalah ketidakpastian waktu pengurusan HGU itu yang dikeluhkan pengusaha perkebunan dalam pertemuan itu. “Kepastian hukum di sini adalah proses perpanjangan, atau pengurusan HGU yang sangat lama sehingga di lapangan karena lama, berdampak pada kemungkinan terjadinya konflik,” kata dia, Kamis, 30 Maret 2016.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Iwa mengatakan, pengusaha perkebunan meminta agar BPN (Badan Pertanahan Nasional) memberikan kepastian waktu bagi pengurusan HGU. “Pemerintah provinsi akan menampung keluhan tersebut untuk diteruskan pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang,” kata dia.

Dia khawatir, berlarutnya masalah HGU ini bakal menghambat investasi di sektor perkebunan. “Investasi juga akan terhambat, kepastian hukumnya menjadi tidak jelas,” kata Iwa.

GPP Jabar-Banten merupakan asosiasi pengusaha perkebunan negeri dan swasta di Jawa Barat dan Banten. Slamet mengklaim, anggotanya tercatat 196 orang unit perkebunan di Jawa Barat dan 20 unit di Banten. Organisasi ini berdiri sejak jaman Belanda, bernama Algemene Landbouw Syndicaat (ALS), dan baru tahun 2004 berubah nama menjadi GPP Jawa Barat-Banten, sebelumnya Sindikat Perkebunan Jawa Barat.

Di Jawa Barat, dari 196 anggotanya mengelola 127.410 hektare lahan perkebunan, terdiri dari 54.764 perkebunan swasta dan 72.646 perkebunan pemerintah (PTPN). Terdiri dari perkebunan teh 20.916 hektare, karet 22.202 hektare, kakao 2.952 hektare, sawit 4.058 hektare, kopi 258 hektare, dan lain-lain 77.024 hektare. Sensus Pertanian 2013 mencatat jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor perkebunan Jawa Barat sebanyak 782.936 rumah tangga.

AHMAD FIKRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

3 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

8 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.


Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

13 hari lalu

Pemudik bersiap memasukkan barang bawaannya kedalam bagasi bus di Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 27 Maret 2024. Sebagian warga memilih untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan dan lonjakan penumpang serta tingginya harga tiket saat puncak arus mudik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.


Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

21 hari lalu

Peserta aksi mogok makan menuntut pembebasan tiga petani pakel yang ditangkap secara paksa, aksi ini berlangsung di depan Kementerian Agraria dan tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional, Jakarta Selatan, Senin, 20 Februari 2023. Mulai pukul 10:30, massa mulai aktif membentangkan poster tuntutan sampai memajang surat pernyataan dari beberapa elemen yang terlibat. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

Konflik Agraria antara petani Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari makin berlarut-larut.


Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

35 hari lalu

Ilustrasi penyerangan. Shutterstock
Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

Diduga preman dan sekuriti PT Perkebunan dan Dagang Bumi Sari Maju Sukses melakukan serangan dan intimidasi terhadap petani Desa Pakel Banyuwangi.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

39 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

45 hari lalu

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Penggilingan Jawa Timur pada awal Desember 2022 lalu juga menyatakan siap memasok beras ke Bulog sebanyak 42,1 ribu ton. TEMPO/Imam Sukamto
Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

Kementerian Pertanian atau Kementan menargetkan penanaman padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluas 500 ribu hektare.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

46 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

47 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

50 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?