TEMPO.CO, Jakarta - Kanwil BRI Malang mengejar target penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) mikro sebesar Rp4,9 triliun sepanjang 2016.
Pemimpin Wialayah BRI Malang Rakhmad Guntur Kristianto mengatakan sampai dengan 25 Maret 2016, penyaluran KUR mikro sudah mencapai Rp1,2 triliun dengan 98.845 debitur.
“Dengan realisasi penyaluran KUR mikro sebesar itu, berarti sama dengan realisasi penyaluran KUR sepanjang 2015 yang angkanya mencapai Rp1,2 triliun,” katanya di sela-sela Focus Group Discussion Otoritas Jasa Keuangan Malang tentang Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Malang, Kamis (31 Maret 2016).
Dengan penyaluran KUR mikro sebesar itu, maka dirinya optimistis target penyaluran sebesar Rp4,9 triliun sepanjang tahun ini bisa tercapai.
Dia mengakui, secara makro pada triwulan I/2016 sektor riil masih belum bergerak cepat. Kondisi perekonomian masih dalam tahap konsolidasi. Namun untuk sektoril riil mikro, maka kondisinya terus berjalan. Ekonomi mikro kecil terus tumbuh sehingga butuh pembiayaan.
Penyaluran KUR mikro di wilayah kerja Kanwil BRI Malang bisa terus tumbuh dengan cukup tinggi, karena bank tersebut mencoba menggarap sektor ekonomi yang tidak banyak digarap perbankan lain, seperti sektor pertanian dan peternakan.
Sektor pertanian dan peternakan tidak banyak dilirik perbankan karena dinilai perbankan sebagai usaha yang berisiko sehingga kreditnya berpeluang.
Meski penyaluran KUR mikro masih didominasi sektor perdagangan, namun sektor pertanian dan peternakan sudah mulai banyak. Jika diproporsikan, sektor perdagangan mencapai 60% dan sisanya sektor lain, seperti pertanian dan peternakan.
Untuk menghindari terjadi adanya non-performing loan (NPL) pada penyaluran, kata Kristianto, maka Kanwil BRI Malang membuat pembiayaan sektor seperti konsep plasma inti.
Dia mencontohkan kredit untuk peternak petelur, dijaring dari peternak yang membeli pupuk di perusahaan distributor maupun pabrikan tertentu. Peternak yang track record-nya baik dalam pembelian pupuk, maka berpeluang diberikan kredit.
Contoh lain kredit untuk petani sawit. Mereka yang berpeluang diberikan kredit bagi petani yang mempunyai jaringan penjualan sawit ke pabrik minyak sawit. Dengan adanya jaringan tersebut, maka penyaluran sawit menjadi jelas sehingga kemampuan mengangsur kredit juga menjadi tinggi.
Dengan cara itu, maka angka NPL KUR mikro dijaga rendah, bahkan nol persen. “Penyaluran KUR 2015 dan sampai 25 Maret 2016 NPL-nya 0%,” ujarnya.
Untuk KUR ritel, target tahun dipatok Rp400 miliar dan sampai 25 Maret 2016 mencapai 80%. Karena itulah sampai akhir tahun diperkirakan penyaluran KUR ritel bisa melampaui target. “Karena itulah kemungkinan kami akan menambah alokasi KUR ritel ke kantor pusat,” ujarnya.