TEMPO.CO, Jakarta - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk masih menunggu evaluasi dari pemerintah pusat terkait pembelian saham divestasi PT Freeport Indonesia sebesar 10,64 persen.
Direktur Utama Antam, Tedy Badrujaman mengatakan, pembahasan divestasi masih harus melalui beberapa tahapan. “Sesuai dengan aturan akan berurutan antara pemerintah, lalu pemerintah daerah dan BUMN,”kata Tedy usai rapat umum pemegang saham di Hotel Borobudur, Kamis, 31 Desember 2016.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Tedy berujar, telah menetapkan opsi Antam dan Inalum atau konsorsium perusahaan tambang pemerintah untuk membeli saham divestasi tersebut. PT Freeport menjual sahamnya tersebut dengan harga sekitar US$ 1,7 miliar.
Menurut Tedy, Antam telah menggandeng perbankan untuk membantu dari sisi pembiayaan. Namun dia belum mau membeberkan perbankan yang mau memberikan pinjaman tersebut. Adapun harga yang ditawarkan dinilai terlalu mahal. "Besarnya tentu sesuai dengan nanti evaluasinya. Kita tunggu saja," ujarnya.
Baca Juga: Papua Minta Saham Divestasi Freeport Gratis
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan evaluasi divestasi saham Freeport masih di level Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral. “Kami dari Kementerian BUMN tentunya akan merepresentasi atau mendukung BUMN yang minat,” ujarnya lewat pesan singkat kepada Tempo.
Kementerian BUMN sedang mendorong PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) agar bekerja sama membeli saham Freeport. Keempat BUMN ini memang masuk rencana induk usaha BUMN tambang.
Baca: Aturan Baru, Karyawan Kerja Sebulan Terima THR
Budi Gunadi Sadikin, mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk dan anggota Tim Divestasi Saham Freeport, mengatakan pembelian saham divestasi anak usaha Freeport-McMoRan Inc itu memerlukan proses yang panjang. "Walau tidak berhubungan, bisa jadi holding BUMN tambang selesai duluan," ujar Budi, ketika dihubungi, pada Februari lalu.
Budi mengatakan keempat perusahaan yang akan disinergikan tersebut memiliki kekuatan finansial untuk membeli saham Freeport. Bank Mandiri juga siap memberikan pinjaman. "Kalau disinergikan, balance sheet-nya kuat kok. Keempat perusahaan tersebut klien Mandiri, pasti kami bantu," ujarnya.
SINGGIH SOARES