TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan belum menerima laporan rencana akuisisi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) oleh PT Medco Energi Internasional Tbk.
Menurut Juru Bicara Kementerian ESDM Sudjatmiko, Newmont harus melaporkan rencana pelepasan sahamnya kepada pemerintah. "Belum pernah ada laporan dari Newmont soal itu(akuisisi)," ujar Sudjatmiko menanggapi adanya rumor akuisisi tersebut pada Kamis, 31 Maret 2016.
Laporan adalah kewajiban Newmont selaku pemegang kontrak karya yang mengadakan akad dengan pemerintah. Kontrak Pemerintah-Newmont dimulai sejak 1986 silam.
Saat ini saham Newmont sebagian besar dimiliki Nusa Tenggara Partnership BV. Sedangkan 24 persen dimiliki PT Multi Daerah Bersaing, perusahaan yang terafiliasi ke grup Bakrie. Saham sisanya dimiliki PT Pukuafu Indah sebanyak 17,8 persen dan 2,2 persen milik Indonesia Masbaga Investama.
Baca Juga: Awas, Transaksi Kartu Kredit Bakal Dipelototi Dirjen Pajak
Rumor pembelian saham Newmont oleh Medco mencuat pada November 2015 silam. Saat itu, bos Medco Arifin Panigoro menyatakan niatnya kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli. Bahkan dia melaporkan pembelian rencananya mencapai 76 persen saham.
Sempat meredup, isu kembali menguat pasca kedatangan Arifin bersama Komisaris Medco Muhammad Lutfi ke Istana Negara Senin lalu. Rumor ini mendongkrak saham emiten berkode MEDC itu telah menguat 6,39 persen menjadi Rp 1.420 per lembar pada hari ini. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.129 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 7,8 miliar.
Lutfi membenarkan rencana akuisisi belum mendapat restu pemerintah. Dia juga masih menutup rapat soal poin kesepakatan perusahaannya dengan Newmont.
Adapun melejitnya saham Medco masih berbanding terbalik dengan kinerjanya. Perusahaan tersebut melaporkan ambrolnya pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi(EBITDA) dari US$ 259 juta pada tahun lalu menjadi US$ 217 juta pada tahun ini. Nilai aset bersih perusahaan juga anjlok sebesar US$ 180 juta. Produksi gas tercatat turun menjadi 140,5 juta kaki kubik dan minyak stagnan di angka 31,6 ribu barel per hari.
ROBBY IRFANY | PINGIT ARIA