TEMPO.CO, Indramayu - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta petani menggunakan teknologi modern. Hal itu diungkapkan saat melakukan panen perdana padi di Desa Cikedung Lor, Kecamatan Cikedung, kabupaten Indramayu, Rabu 30 Maret 2016. “Penggunaan teknologi pertanian bisa meningkatkan pendapatan hingga 400 persen,” kata Amran.
Ia mencontohkan penggunaan mesin panen yang digunakan oleh satu orang, bisa melakukan panen dua hektar dalam satu hari. Ini berbeda jika panen dilakukan manual, yaitu satu hektare dikerjakan 2 hingga 3 orang.
Selain itu kerugian saat panen karena penggunaan peralatan manual pun bisa dihilangkan. Biasanya kerugian (losses) mencapai sekitar 10 persen setiap hektarnya. “Indeks pertanaman bisa naik dari biasanya tanam 2 kali menjadi 3 kali. Biaya produksi turun hingga 50 persen,” kata Amran.
Kementerian Pertanian terus mendorong petani menggunakan bibit unggul. “Dengan penggunaan bibit unggul, mampu meningkatkan produksi hingga dua ton perhektar,” kata Amran.
Pihaknya akan membantu menyalurkan bibit unggul kepada petani di seluruh Indonesia. Saat melakukan panen di Desa Cikedung, Kementerian Pertanian pun memperkenalkan combine harvester yaitu alat untuk memanen dan rice transplanter yaitu alat untuk melakukan tanam padi.
Bupati Indramayu, Anna Sophanah, menjelaskan jika saat ini Kabupaten Indramayu dijadikan andalan untuk cadangan beras nasional. “Saat ini Kabupaten Indramayu ditargetkan dapat memproduksi gabah sebanyak 1,783 juta ton,” kata Anna. Target ini menurut Anna akan menjadi kerja keras seluruh rakyat Indramayu.
Namun Anna pun meminta agar pemerintah pusat bisa segera memperbaiki saluran tersier yang selama ini mengalami kerusakan. “Adanya Waduk Jatigede sangat kami harapkan,” kata Anna.
Namun keberadaan waduk tersebut tidak akan ada gunanya jika saluran irigasi yang ada di Kabupaten Indramayu tidak segera diperbaiki. Tanpa adanya perbaikan jaringan irigasi, maka pencapaian target produksi pun akan mengalami kendala,” kata Anna.
IVANSYAH