TEMPO.CO, Bandung - Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Sekretariat Daerah Jawa Barat, Deny Juanda Puradimaja mengatakan, pemerintah provinsi tengah menyiapkan usulan untuk membuat jalan tol Bogor-Pelabuhanratu pada pemerintah pusat.
“Itu inisiatif provinsi seperti usulan jalan tol Cileunyi-Tasikmalaya,” kata dia pada Tempo, Rabu, 30 Maret 2016.
Deny mengatakan, jalan tol itu dibutuhkan untuk menyokong Pelabuharatu di Sukabumi yang dirancang menjadi satu dari tiga pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan Jawa Barat. Ada tiga pusat pertumbuhan ekonomi yang dipersiapkan di selatan Jawa Barat yakni Pangandaran, Rancabuaya, serta Pelabuhanratu. “Di Pelabuhanratu juga ada Ciletuh, Geopark nasional. Akses ke sana lama bisa delapan sampai sembilan jam,” kata dia.
Menurut Deny, jalan tol Bogor-Pelabuhanratu itu akan dirancang agar bisa ditempuh dalam satu jam. “Di dunia ada istilah ‘60 minutes distance’, maksudnya orang hanya bisa sabar dalam 60 menit. Sekarang istilah jarak itu tidak lagi pakai jarak tapi waktu. Kalau istilah pelancong, saya bisa sabar kalau 60 menit, kalau gak nyampe ke sana dalam waktu itu gak cocok,” kata dia.
Deny mengatakan, jalan tol Bogor-Pelabuhanratu dengan panjang sekitar 80 kilometer itu akan dirancang tersambung dengan jalan tol Bocimi atau Bogor-Ciawi-Sukabumi yang saat ini tengah dibangun. ”Bocimi itu dari Bogor langsung ke Ciawi-Sukabumi, lalu yang ini ke Pelabuhanratu,” kata dia.
Tahun ini pemerintah provinsi Jawa Barat akan menyiapkan studi jalan tol Bogor-Pelabuhanratu. Studi itu yang akan dibawa sebagai bekal mengusulkan rencana itu pada pemerintah pusat. “Tahun ini studi, dan setelah itu kita komunikasikan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” kata dia.
Menurut Deny, usul jalan tol Bogor-Pelabuhanratu itu bukan rencana baru. Studi awal jalan tol itu sudah ada sejak lama. “Studi awalnya sudah ada, namanya dulu Jagoratu, Jakarta-Bogor-Pelabuhanratu. Ide itu yang dihidupkan lagi,”kata dia.
Deny mengatakan, pengembangan pusat ekonomi Pelabuhanratu juga dilakukan dengan menyiapkan akses udara dengan membangun bandara di Citarate, Sukabumi. “Citarate tahun ini sudah mulai pembebasan lahan. Paling tidak beli semester persegi guyonannya, karena disain sudah ada, studi awal sudah ada. Konstruksinya akan patungan,” kata dia.
AHMAD FIKRI