TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Swiss berencana meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata. Salah satunya dengan membantu membangun sekolah pariwisata baru di Indonesia. Hal ini disampaikan Wakil Presiden Swiss Doria Leuthart saat menyambangi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rabu, 30 Maret 2016.
"Kami ingin tingkatkan jumlah turis. Tapi tentu kami perlu tenaga di perhotelan dan pariwisata. Jadi kami perlu bantuan tenaga ahli, pengajar dari Swiss untuk ajarkan kita tentang perhotelan dan pariwisata," kata Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli seusai pertemuan itu.
Menurut Rizal, Swiss memiliki pamor di bidang pariwisata dan perhotelan yang sudah mapan. Apalagi sebelumnya Swiss sudah pernah membantu mendirikan salah satu sekolah pariswisata di Indonesia, yakni Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB). Rizal yakin dengan modal hubungan bilateral kedua negara yang terjaga sejak 1952, peluang kerja sama ini akan semakin terbuka.
Salah satu lokasi yang ditargetkan Rizal sebagai sekolah pariwisata baru adalah Lombok, Nusa Tenggara Barat. "Pemerintah Swiss sangat tertarik. Gubernur Lombok sangat semangat, dua tahun sudah pinjamkan kita gedung untuk mulai rekrut mahasiswa dan tahun depan akan berikan tanah 20 ribu hektare di dekat Mandalika," kata mantan Menko Perekonomian semasa Abdurrahman Wahid ini.
Hal senada diungkapkan Doria Leuthart. Swiss, menurut dia, akan sangat terbuka menjalin kerja sama di bidang pariwisata dengan Indonesia. Ia pun menginginkan peningkatan jumlah wisatawan antara Swiss dan Indonesia. "Kami akan sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dalam rangka peningkatan ini," ujar Doria.
Selain membahas pariwisata, dalam pertemuan itu Doria dan Rizal juga membahas kerja sama di bidang energi, transportasi, serta menjajaki hubungan bilateral yang lebih jauh. Kunjungan ke Kemenko Maritim dan Sumber Daya merupakan salah satu rangkaian acara kunjungan Doria ke Indonesia. Doria juga direncanakan bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
EGI ADYATAMA