TEMPO.CO, Cirebon - Kepala Dinas Dinas Kelautan, Perikanan Peternakan dan Pertanian (DKP3) Kota Cirebon, Maharani Dewi menyatakan pihaknya merekrut warga menjadi kader untuk memerangi penyebaran virus flu burung. “Setiap tahun kami melatih kader untuk penanganan flu burung di Kota Cirebon,” kata dia, Selasa, 29 Maret 2016.
Sedikitnya ada 30 warga dari berbagai RT dan RW yang ada di Kota Cirebon dilatih oleh DKP3 Kota Cirebon. Mereka diberikan pengetahuan bagaimana flu burung bisa menyebar. Selain itu sebagai kader mereka pun diberikan pelatihan dan penanganan flu burung. Bahkan para kader itu pun dibekali tata cara melakukan vaksinasi dan penyemprotan kandang jika ada unggas yang dinyatakan positif flu burung. “Mereka pun dibekali dengan peralatan vaksinasi,” kata Maharani.
Dengan pengetahuan dan keterampilan yang sudah didapatkan diharapkan kader itu pun bisa menularkan ke warga lainnya. Bahkan mereka pun diharapkan bisa melakukan penanganan dini di lingkungan mereka sendiri jika ada unggas yang positif terjaring flu burung.
Cara yang mereka lakukan itu, menurut Maharani, dianggap efektif dan sukses mencegah penyebaran flu burung di Kota Cirebon. Indikatornya yaitu belum adanya unggas yang teridentifikasi lagi terkena flu burung di Kota Cirebon sejak 2008 lalu.
Kasus flu burung, memang pernah terjadi di Wanacala dan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti pada 2008 lalu. Namun dengan berbagai langkah yang sudah mereka lakukan saat ini, belum ada lagi kasus flu burung terjadi di Kota Cirebon.
Sementara itu dari Kabupaten Indramayu dilaporkan jika kasus flu burung yang menyerang unggas meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, selama 3 bulan pertama 206 sudah dilaporkan sebanyak 17 kasus flu burung. Padahal pada 2015 lalu dengan kurun waktu yang sama, kasus yang dilaporkan hanya 10 kasus flu burung.
“Kasus flu burung dilaporkan di 4 kecamatan di Indramayu,” kata Dian. Yaitu Kecamatan Indramayu, Haurgeulis, Gantar dan Karangampel. Saat ditanyakan meningkatnya kasus flu burung di Indramayu, Dian mengungkapkan karena berbagai factor. Selain cuaca, juga karena factor geografis.
Kabupaten Indramayu, lanjut Dian, merupakan daerah agraris yang banyak terdapat areal persawahan. Dengan banyaknya areal persawahan maka saluran irigasi pun banyak. Peternak, lanjut Dian, sering membuang bangkai unggas mereka di sungai maupun saluran irigasi tersebut. Akibatnya penyebaran flu burung di Indramayu pun terjadi cukup cepat.
Selanjutnya untuk langkah antisipasi, Dian mengungkapkan selain memberikan penyuluhan tiada henti kapada warga, mereka pun telah menyiapkan sebanyak 7 dokter hewan yang ditempatkan di tiga pusat kesehatan hewan. Tiga pusat kesehatan hewan tersebut ada di Kecamatan Indramayu, Cikedung dan Gantar.
IVANSYAH