TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pembiayaan melalui kredit usaha rakyat sebesar Rp30 triliun sedang disiapkan untuk peremajaan atau penanaman kembali tanaman komoditas strategis pada 2016.
"Kita hitung komoditas strategis seperti kakao, karet, kopi, teh dan pala, secara keseluruhan membutuhkan replanting karena banyak tanaman itu sudah tua," katanya seusai rapat koordinasi, Selasa (29 Maret 2016).
Amran mengatakan keseluruhan pembiayaan yang disiapkan mencapai Rp104 triliun yang akan dipakai untuk peremajaan komoditas strategis dalam waktu tujuh tahun mendatang, agar tanaman tersebut bisa kembali berproduksi.
Dia menjelaskan program peremajaan ini bisa bermanfaat bagi salah satu tanaman yang selama ini menjadi komoditas ekspor seperti karet, yang umurnya rata-rata saat ini telah mencapai kisaran 25 tahun.
"Kita akan membuka pasar dalam negeri seperti karet yang saat ini sudah mulai menua. Ini untuk menjamin kesejahteraan para petani dan mendorong harga, salah satunya dengan meminta tiga kementerian untuk menyerap karet," kata Amran.
Selain itu, upaya penanaman kembali yang akan dilakukan dengan memberikan benih jagung, benih kedelai maupun benih padi kepada para petani komoditas strategis agar mereka tidak menganggur seusai masa panen atau produksi.
"Contohnya bagi petani karet, kalau kita tanam jagung di tengah-tengahnya, penghasilan mereka bisa bertambah. Penghasilan karet saat ini Rp1,4 juta per bulan, kalau menanam jagung Rp3 juta-Rp4 juta per bulan," katanya.
Amran menambahkan pembahasan mengenai pembiayaan melalui kredit usaha rakyat ini akan dibahas lagi dalam rapat koordinasi selanjutnya, agar penyaluran kredit ini benar-benar produktif untuk peremajaan tanaman.
"Kita akan diskusi lagi dalam satu-dua minggu ke depan, agar strategi penyaluran KUR ini betul-betul produktif dan tidak digunakan untuk sektor lain. Kalau untuk karet, dipergunakan untuk karet dan kalau kakao, maka untuk kakao," katanya.