TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia Nicky Hogan menyatakan ada pertumbuhan jumlah investor yang bertransaksi di pasar modal syariah. Dalam dua bulan terakhir, setiap bulan rata-rata pertumbuhan transaksi sebesar 5 persen. "Kalau ada kenaikan jumlah transaksi menunjukkan adanya sinyal positif," kata Nicky di gedung BEI, Jakarta, Senin, 28 Maret 2016.
Nicky tak menyebutkan total transaksi yang dibukukan investor di pasar modal syariah. Namun sebagian besar masih didominasi sektor retail.
Menurut Nicky, hal terpenting bukanlah besar atau kecilnya transaksi yang dilakukan, tapi sejauh mana investor konsisten bertransaksi. "Sekarang, kan, sudah bisa bertransaksi sebulan Rp 100 ribu. Rutin saja yang penting," ucapnya.
Ke depan, untuk menggenjot jumlah investor di pasar modal syariah, BEI akan mendorong sosialisasi kepada masyarakat. Salah satu yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah menggelar Festival Pasar Modal Syariah pada 28 Maret-2 April 2016 di BEI.
Baca Juga: Forum Doktor UI Kritik Keputusan Jokowi Soal Blok Masela
BEI, kata Nicky, menargetkan jumlah pengunjung mencapai 6.000 orang. Dari target itu, ia berharap ada pengunjung yang tertarik membuka rekening pada produk-produk pasar modal syariah. "Kami targetkan tahun ini jumlah investor di pasar modal bisa bertambah 5.000."
Nantinya, festival diramaikan kehadiran 51 perusahaan yang tercatat sebagai penerbit saham syariah dan sukuk serta perusahaan efek. Selain itu, akan ada talkshow dan manajer investasi.
Analis Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, menilai pasar modal mempunyai prospek yang cerah. Meski demikian, salah satu yang mesti diperhatikan ialah upaya sosialisasi dan literasi yang gencar karena masih ada yang menilai negatif sektor keuangan pasar modal. "Orang belum banyak tahu soal pasar modal syariah," ujar Hans.
Namun, bila melihat pergerakan indeks, Hans menyebutkan saham pasar modal syariah lebih konsisten dibandingkan dengan saham konvensional, seperti indeks harga saham gabungan. Alasannya, menurut dia, kinerja emiten di pasar modal syariah cenderung positif lantaran amat memperhatikan debt equity ratio (DER). "Kalau buruk (DER), bisa terlempar," tuturnya.
ADITYA BUDIMAN