TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil ikut berkomentar tentang proyek Blok Masela di Maluku Utara. Ia berpandangan yang paling penting adalah bagaimana proyek tersebut berjalan secepat mungkin.
"Kita bisa nambah cadangan gas. Gas kita itu sudah mendekati impor, dan kami ingin proyek itu secepat mungkin," kata Sofyan saat ditemui di kantor Badan Pusat Statistik, Jakarta Pusat, Senin, 28 Maret 2016.
Baca: Blok Masela Onshore, Jokowi Pilih Usulan Rizal Ramli
Mengenai wacana keikutsertaan Pertamina dalam proyek ini, menurut Sofyan, itu urusan masing-masing korporasi Pertamina dengan Inpex dan Shell. "Kalau mereka mau, ya bisa diajak Pertamina, tergantung tawaran."
Perusahaan asal Jepang, Inpex, dan mitranya asal Belanda, Shell, merupakan investor yang saat ini dipercaya pemerintah mengelola Blok Masela. Pemerintah Indonesia meneken kontrak bagi hasil dengan kedua perusahaan tersebut pada 1998, dengan waktu pengelolaan sampai 2028.
Baca Juga: Bangun Kilang Masela di Darat, Jokowi Dipuji PAN
Kedua perusahaan itu telah mengajukan rencana pembangunan Blok Masela dengan skema kilang gas alam cair di lepas pantai (onshore). Senior Manager Communication and Relation Inpex Usman Slamet masih enggan berkomentar soal ini. Usman mengaku pihaknya masih menunggu pemberitahuan resmi atas usulan revisi Plan of Development (PoD) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Sedangkan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menyatakan Inpex dan Shell tetap meneruskan investasinya di Blok Masela.
DIKO OKTARA