TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana menyelenggarakan festival pasar modal syariah dalam rangka meningkatkan minat dan keyakinan masyarakat tentang produk investasi di dalam negeri.
"Melalui festival pasar modal syariah, diharapkan pemahaman calon investor tentang produk pasar modal syariah dapat tumbuh," ujar Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan di Jakarta, Senin, 28 Maret 2016.
Ia mengatakan, sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat perkembangan bagi produk investasi berbasis syariah, baik di tingkat global maupun regional.
"Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan produk investasi syariah, khususnya pasar modal, menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik," tuturnya.
Sampai akhir 2015, ia mengemukakan pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan non-syariah. Dari sisi produk, jumlah saham syariah tercatat sebanyak 318 saham atau 61 persen dari total kapitalisasi pasar saham Indonesia.
"Pertumbuhan jumlah investor saham syariah di Indonesia juga meningkat 76 persen, walaupun jumlahnya per akhir 2015 hanya 4.908 investor berdasarkan single investor identification (SID) atau sekitar 1 persen dari total investor saham, yang jumlahnya 434.443 SID," katanya.
Sedianya, dalam pelaksanaan festival pasar modal itu, BEI bekerja sama dengan Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Festival pasar modal syariah mengangkat tema "Yuk Nabung Saham Syariah", yang diselenggarakan pada 30 Maret hingga 2 April 2016.
"Diharapkan, kegiatan itu dapat mengubah paradigma masyarakat dari saving society menjadi investment society," ujar Nicky Hogan.
Direktur KSEI Frederica Widyasari Dewi menambahkan, saat ini terdapat dua bank syariah yang menjadi Bank Administrator Rekening Dana Nasabah (RDN), yakni PT Bank Syariah Mandiri dan PT BCA Syariah.
"Kerja sama KSEI dengan bank syariah diharapkan memperluas jaringan pasar modal syariah melalui perbankan," tuturnya.
ANTARA