TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian tengah menyiapkan program penanaman kembali (replanting) 1 juta hektare kebun karet. "Ini dilaksanakan bertahap mulai tahun ini," kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir saat dihubungi, Senin, 28 Maret 2016.
Tujuan peremajaan tanaman ini ialah mengurangi pasokan karet sehingga harganya bisa naik. Selain itu, program ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas karet Indonesia di masa depan.
Saat ini, Gamal menyatakan, jajarannya tengah mendata di daerah mana saja program tersebut akan dijalankan. "Kami sesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah sentra karet, mereka mampunya berapa," ujarnya.
Dananya, menurut Gamal, akan dialokasikan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR). Khusus untuk peremajaan karet, pemerintah telah menyiapkan Rp 10 triliun, yang akan disalurkan langsung ke petani. Para petani yang ingin mendapatkan bantuan ini tinggal mengajukan permintaan KUR. "Jangan banyak syaratlah kalau untuk petani," tuturnya.
Dengan asumsi rata-rata petani karet di Indonesia memiliki lahan seluas 2 hektare, kredit ini diperkirakan dapat menjangkau 500 ribu petani.
Selama peremajaan berlangsung, para petani tentu tidak bisa memanen getah karet. Agar mereka tetap memperoleh penghasilan, Gamal menyebutkan, Kementerian Pertanian juga menyiapkan bantuan benih jagung. Alasannya, jagung bisa menjadi tanaman sela, sumber pendapatan petani selama pohon karet masih dalam peremajaan. "Bantuan benih jagung ini kami berikan secara gratis, panennya juga cepat, 3 bulan sudah bisa dijual," ucapnya.
Seperti diketahui, jatuhnya harga karet di pasar dunia sangat berdampak terhadap kehidupan petani karet di Indonesia. Harga karet di tingkat petani yang pernah menyentuh Rp 25 ribu per kilogram pada 2012 kini hanya Rp 5.000 per kilogram.
PINGIT ARIA