TEMPO.CO, Jakarta - Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan sektor perbankan masih menjadi sumber utama bagi pembiayaan perekonomian Indonesia. Pemerintah berharap, upaya penurunan suku bunga dapat mendorong penyaluran kredit dengan biaya lebih kompetitif.
"BUMN perbankan harus menjadi agent of change untuk mendorong pertumbuhan sektor riil, antara lain melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat," kata Isa dalam diskusi ‘Strategi Perbankan dan Jasa Keuangan Indonesia Pasca MEA’ di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Maret 2016.
Isa berujar, BUMN perbankan akan lebih berkontribusi dalam pertumbuhan sektor usaha kerakyatan, meningkatnya kemampuan ekonomi pengusaha UMKM, dan tersedianya pembiayaan perumahan, pendidikan, kendaraan, serta kesehatan. "BUMN perbankan akan mendukung pembangunan infrastruktur sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Saat ini, kata Isa, kondisi sektor perbankan, khususnya BUMN perbankan cukup kuat. Sektor perbankan memberikan kontribusi sebesar 4 persen dalam produk domestik bruto pada 2015. "Peningkatan itu tercermin dari tumbuhnya total aset perbankan nasional."
BUMN perbankan, menurut Isa, juga memiliki permodalan yang cukup kuat. Selain itu, BUMN perbankan mempunyai likuiditas yang cukup besar dengan nilai asset liquid sebesar 15-16 persen. "Mereka mampu membiayai kewajiban jangka pendeknya. Karena itu, kinerja mereka perlu dipertahankan dan ditingkatkan efisiensi operasionalnya," kata Isa.
ANGELINA ANJAR SAWITRI