TEMPO.CO, Jakarta - Aksi penyelundupan seribu karung beras asal Singapura, ribuan botol minuman beralkohol, dan ratusan karung gula berhasil digagalkan pada Minggu, 20 Maret 2016. Penyelundupnya sangat "licin". Sudah belasan tahun melakukan operasi, baru sekarang terbongkar.
Komandan Lantamal IV/Tanjungpinang Laksamana Muda S. Irawan di Dermaga Yos Sudarso, kemarin, mengatakan pengamanan barang bukti dan anak buah KM Kawal Bahari dilakukan Senin pagi, 21 Maret 2016. Sedangkan KM Kharisma Indah pada Minggu malam, 20 Maret 2016.
Dari kedua kapal itu, petugas juga mengamankan rokok, buah-buahan, bawang, dan barang bekas. "Barang-barang ilegal yang dibawa itu berasal dari Singapura," katanya.
Irawan mengatakan KM Kawal Bahari diamankan di Perairan Kawal, Kabupaten Bintan, sementara KM Kharisma Indah di Perairan Pulau Bayan, Tanjungpinang. Kedua kapal beserta anak buah kapal digiring petugas ke Dermaga Yos Sudarso.
Anak buah KM Kawal Bahari yang diamankan sebanyak sepuluh orang, sedangkan KM Kharisma Indah sebanyak sebelas orang. Lantamal IV/Tanjungpinang juga sudah melayangkan surat pemanggilan terhadap Ah, pemilik KM Kharisma Indah, dan Ac, pemilik KM Kawal Bahari. Kemungkinan, Ah dan Ac ditahan bila terbukti melakukan pelanggaran.
Pengintaian terhadap aktivitas penyelundupan yang dilakukan Ah dan Ac dilakukan dalam satu bulan terakhir. Ah dan Ac dikenal sangat "licin". Hal itu dibuktikan dari aksi penyelundupan yang baru berhasil digagalkan setelah belasan tahun mereka beraksi.
"Kami akan proses sesuai dengan hukum. Penyidik TNI AL akan memproses pelanggaran pelayaran, sedangkan Bea dan Cukai berkaitan dengan kepabeanan," ucapnya.
Penangkapan seribu karung beras asal Singapura oleh Lantamal IV di Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan tidak mempengaruhi harga komoditas yang dijual pedagang, kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kepulauan Riau Abdullah.
"Biasanya, pedagang beras impor menyesuaikan dengan harga beras domestik. Jadi kalau ditangkap tidak masalah," ujar Abdullah di Tanjungpinang, Senin, 21 Maret 2016.
Dia mengatakan harga beras rata-rata Rp12 ribu per kilogram. Beras yang dijual di Tanjungpinang dan Bintan rata-rata berasal dari Cipinang. Harga beras dari kawasan itu memang lebih mahal dibanding beras dari daerah lainnya.
"Kalau terjadi kenaikan harga yang tinggi, Bulog dapat mengambil kebijakan, seperti operasi pasar," tuturnya. Dia menambahkan, penangkapan beras impor juga tidak memberi efek negatif terhadap persediaan beras di Tanjungpinang maupun Bintan.
Bila mulai terindikasi akan terjadi kelangkaan beras, Bulog akan mengeluarkan beras dari gudang. "Bulog memiliki persediaan beras yang memadai," ujarnya.
Anggota Lantamal IV/Tanjungpinang menggagalkan penyelundupan ribuan minuman beralkohol golongan A, seribu karung beras, dan gula 500 karung yang berada di dalam Kapal Kawal Bahari I GT 128 dan Kharisma Indah GT 244.