TEMPO.CO, Prabumulih - Pemerintah berencana merevisi harga bahan bakar minyak (BBM) pada April mendatang. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral IGN Wiratmaja Puja mengatakan penurunan akan cukup signifikan. "Insya Allah turun," ujarnya di Prabumulih, kemarin. "Pokoknya lebih dari Rp 200," kata Wira tanpa memberitahukan angka pastinya.
Pemerintah akan terus merevisi harga BBM secara berkala tiga bulanan. Harga baru kelak akan mengacu pada harga minyak mentah tiga bulan yang lalu. Pada saat itu harga minyak ada di kisaran US$ 30 per barel. Saat ini harga premium ada di angka Rp 7.050 dan solar Rp 6.750 per liter.
Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Alam Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty mengatakan tren harga minyak yang terus turun memaksa adanya revisi harga. "Turunlah, pasti sampai mendekati Rp 6.000," katanya ketika ditemui di Batam, pekan lalu.
Baca Juga: Flu Burung Merebak, Bagaimana Carrefour Jamin Ayamnya?
Beberapa waktu lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan sejauh ini pemerintah konsisten mengubah harga BBM setiap tiga bulan. Perubahan itu mengikuti pergolakan harga minyak dunia. Menurut dia, keputusan itu diambil oleh pemerintah dari berbagai usulan.
"Dulu ada yang mengusulkan harga BBM diubah setahun sekali, enam bulan, hingga pernah dicoba sebulan sekali," kata Sudirman. Menurut dia, pemerintah ingin perubahan harga BBM tidak berdampak pada ekonomi sehingga stabilitas ekonomi nasional tetap terjaga.
Nantinya pemerintah akan mencatat setiap pergolakan harga minyak dunia. Jika harga minyak dunia terus anjlok, pemerintah akan mencatat kelebihan harga tersebut. "Nanti ada kompensasi. Jangan khawatir, kami akan menyesuaikan dengan harga minyak dunia," ucap Sudirman.
ANDI IBNU| AVIT HIDAYAT