TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyelenggarakan program magang bagi 300 orang di Bali. Dari jumlah itu, masing-masing seratus orang dari Kota Bangli, Denpasar, dan Klungkung.
“Kegiatan ini bertujuan mempersiapkan diri para pemuda dalam memasuki dunia kerja sebagai wirausaha muda pemula yang tangguh,” kata Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso Budi Susetyo dalam keterangan tertulis, Sabtu, 19 Maret 2016.
Program magang tersebut merupakan program pemerintah sejak 13 Februari 2016. Prakoso mengatakan ada 500 orang yang mengikuti program itu. Sebanyak 200 orang lainnya diterjunkan untuk pelaku usaha di Kalimantan Barat dan Sulawesi Tengah. Magang dilakukan selama 25 hari dan program itu selesai pada hari ini, yang ditutup resmi oleh Prakoso di Bali.
Menurut Prakoso, program magang dilakukan untuk mendorong pemuda berwirausaha. Sebab, saat ini angka wirausaha di Indonesia masih rendah, yaitu 1,65 persen dari jumlah penduduk. Sedangkan di Amerika Serikat mencapai 11,5 persen, Singapura 7,2 persen, Jepang 11 persen, Cina 10 persen, dan Malaysia 3 persen. Ia berharap pelaku usaha di Indonesia bisa mencapai lebih dari 2 persen sebagai salah satu indikator negara makmur.
Prakoso menambahkan, angka pengangguran nasional saat ini sebesar 7,2 juta jiwa masih didominasi angkatan kerja terdidik. Ia pun berkomitmen akan menciptakan program yang mampu mengubah pola pikir pemuda menjadi pencipta lapangan kerja.
Salah satu industri yang menjadi tempat magang di Bali adalah JM Coffee. Pemilik JM Coffee, Ni Wayan Sariningsih, mendorong peserta magang untuk mengembangkan usahanya dengan sistem franchise.
Sariningsih mengatakan modal mendirikan kedai kopi franchise miliknya hanya Rp 500 ribu. “Tidak terlalu mahal bagi pemula,” ujarnya.
DANANG FIRMANTO