TEMPO.CO, Bandung - Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, pemerintah provinsi tengah menjajaki kemungkinan memasarkan rumput laut dan kopi Jawa Barat ke China. "Pemerintah akan mencarikan pasar, termasuk juga membinanya agar kualitasnya bisa diterima pihak eksportir," kata dia di Bandung, Jumat, 18 Maret 2016.
Iwa mengungkapkan, ada sejumlah masalah yang tengah dihadapi dua komoditas itu sehingga membutukan perluasan pasarnya. Rumput laut misalnya, terkendala harganya yang rendah karena dugaan monopoli pada pemasaran produksinya. Sementara kopi membutuhkan pasar yang lebih luas mengimbangi program pemerintah Jawa Barat yang telah membagikan jutaan bibit kopi. "Mudah-mudahan ini solusinya," kata dia.
Dia merinci, rumput laut misalnya harganya saat ini berkisar Rp 3 ribu per kilogram kering. "Mengingat harganya relatif rendah, petani kurang semangat. Pengelolaanya masih tradisional, disamping pembelinya tunggal sehingga situasi ini kurang baik ke depan," kata Iwa.
Iwa mengatakan, ada dua daerah utama penghasil rumput laut di Jawa Barat. Pertama Bekasi yang memproduksi sektiar 30 ribu per kilogram berat kering pertahun, lalu Indramayu sekitar 22 ribu per kilogram berat kering per tahun.
Menurut Iwa, saat ini tengah dijajaki tawaran memasok produk rumput laut dari Jawa Barat dari pengusaha gerai supermarket China dengan harga yang terhitung menarik. "Dia juga akan membawa teknologi dan diharapkan membangun pabrik di sini sehingga tidak lagi terjadi monopoli," kata dia. Tawaran ini diharapkan dapat mendongkrak harga jual rumput laut dari petani.
Iwa mengatakan, pemerintah provinsi tengah menyiapkan fasilitasi pengembangan rumput laut dengan skema inti dan plasama untuk memastikan pasokannya jika berhasil menembus pasar China. “Rencananya kita akan membangun kerjasamaini jangka panjang sehingga harga stabil dan petani juga mendapat pasar yang pasti,” kata dia.
Sementara komoditas kopi saat ini membutuhkan pasar yang lebih luas lagi. “Pemerintah Jawa Barat sudah menyebar hampir tiga juta pohon bibit kopi ke masyarakat. Kita harus memikirkan pemasarannya,” kata Iwa. Produk kopi dalam bentuk biji dan kemasan siap saji juga tengah dijajaki untuk dipasarkan di gerai supermarket di China.
Menurut Iwa, seperti rumput laut, pemerintah Jawa Barat tengah menyiapkan fasilitasi pengembangan skema perkebunan inti dan plasma pada komoditas kopi petani. “Hitung-hitungan untuk inti itu paling tidak luasnya 50 hektare,” kata Iwa.
AHMAD FIKRI