TEMPO.CO, Jakarta - Selepas peletakan batu pertama pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di Cikalong Wetan, Bandung Barat, 21 Januari, PT Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) telah merampungkan kajian teknologi untuk mengantisipasi gempa di jalur kereta.
"Kami sudah bertemu dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika," ujar Direktur Utama PT Kereta Cepat Hanggoro Budi Wiryawan saat dihubungi Tempo, Rabu, 16 Maret 2016.
Selain itu, PT Kereta Cepat berupaya memenuhi persyaratan izin usaha penyelenggaraan prasarana dan izin pembangunan dari Kementerian Perhubungan.
“Izin usaha penyelenggaraan prasarana baru bisa terbit setelah perjanjian konsesi ditandatangani,” tutur Hanggoro. Adapun izin pembangunan akan diberikan jika spesifikasi teknis, data lapangan, pembebasan lahan, analisis terhadap dampak lingkungan, serta rancang bangun dan gambar teknis selesai.
Ditemui di Purwakarta dua pekan lalu, Project Team Leader PT Kereta Cepat, Yusrizal, menuturkan, berdasarkan kajian bersama antara BMKG, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Geologi, dan PT Kereta Api Indonesia, sepanjang 22 kilometer–dari panjang total 142 kilometer—jalur kereta cepat akan melintasi daerah rawan gempa di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. "Terutama kawasan tambang serta adanya patahan di beberapa titik," ucapnya.
Karena itu, PT Kereta Cepat merekomendasikan empat lokasi tambang batu tersebut ditutup. Sebab, di sekitar lokasi tambang, rencananya dibangun terowongan kereta dengan kedalaman lebih dari 40 meter. Terowongan tersebut akan dilengkapi dengan sensor getaran yang bisa terganggu oleh kegiatan tambang.
Yusrizal menyatakan perusahannya telah membuat kajian dan analisis bersama Pemerintah Kabupaten Purwakarta dan Kementerian Perhubungan guna memproses rencana tata ruang wilayah (RTRW) perubahan. “Pada pertengahan Maret sudah harus ada perkembangan soal RTRW perubahan,” ujarnya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berjanji merujuk pada hasil analisis tim tersebut untuk menyiapkan RTRW perubahan. Ia menjelaskan, RTRW Perubahan Kabupaten Purwakarta akan dibagi menjadi empat kawasan, yakni kawasan hijau, kawasan industri, kawasan pertanian atau peternakan, serta kawasan perumahan.
Ihwal rekomendasi penutupan empat lokasi tambang, Dedi menyatakan tidak berkeberatan. Hanya, ia meminta PT Kereta Cepat memperhatikan nasib ratusan para pekerja tambang.
“Kami mengusulkan agar mantan pekerja tambang dipekerjakan di pabrik pembuatan gerbong kereta cepat yang akan dibangun di Purwakarta," kata Dedi.
DEVY ERNIS | NANANG SUTISNA (PURWAKARTA)