TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Desa Kemiri Barat, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah Ali Muhyidin menilai program dana desa memberi perubahan cukup signifikan bagi desa. Dana desa terbukti efektif membangkitkan semangat masyarakat dalam membangun desa.
“Selama tujuh puluh tahun Indonesia merdeka, desa yang awalnya hanya menjadi obyek pembangunan, kini bisa menentukan nasibnya sendiri,” kata Muhyidin dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 15 Maret 2016.
Muhyidin menuturkan, pada 2015, desanya mendapat dana Rp 290 juta. Dana itu digunakan untuk membuat tanggul. Dulu bantuan untuk desa menunggu dari pemerintah pusat. Namun sekarang bantuan untuk setiap desa hampir sama dan penerapan di lapangan cukup baik.
Menurut Muhyidin, pembangunan yang menggunakan dana desa benar-benar berasal dari bawah. Ini berbeda dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) yang diselenggarakan pemerintahan sebelumnya. Ia berharap dengan dana desa, masyarakat dapat menyampaikan aspirasi ke RT untuk diteruskan ke dukuh dan desa.
Sementara itu, untuk dana desa tahun 2016, Muhyidin berencana menggunakan dana itu untuk membangun jalan dan jembatan. Tahun ini desanya menerima Rp 651 juta. Pembangunan jalan dan jembatan itu diakui sudah melalui musyawarah desa.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengapresiasi penggunaan dana desa di Desa Kemiri Barat. Marwan mengatakan itu sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Desa Nomor 21 Tahun 2015 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa.
"Pembangunan infrastruktur bagus karena ekonomi masyarakat bisa berjalan dan bisa memudahkan akses masyarakat desa," katanya.
DANANG FIRMANTO