TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menjelaskan alasannya berkunjung ke Australia, Selasa, 15 Maret 2016 ini. Menurut Thomas Lembong, saat ini investasi negara kanguru itu ke Indonesia sedang menurun. "Ini momentum agar ekonomi Indonesia bergerak ke level yang lebih tinggi," tutur Lembong secara tertulis pada Senin, 14 Maret 2016.
Menurut dia, saat ini investasi Australia di Indonesia sedang merosot. Bahkan, selama lima tahun terakhir, perdagangan antara kedua negara selalu turun.
Dari catatan Kementerian Perdagangan, setiap tahun perdagangan antara kedua negara turun 4,25 persen per tahun. Biasanya dalam setahun Indonesia bisa mencatatkan perdagangan mencapai US$ 10,8 miliar. Saat ini hanya US$ 8,5 miliar per tahun.
Paling signifikan, investasi Australia di Indonesia dinilai sangat merosot. Investasi Australia di Indonesia hanya US$ 104,6 juta pada 2015. Hal ini menempatkan Australia di peringkat ke-12 negara investor di Indonesia.
Rencananya, Menteri Lembong bakal membuat terobosan dengan Australia untuk memperbaiki hubungan, termasuk dengan meningkatkan kerja sama di segala bidang, mulai jasa keuangan, jasa pendidikan, hingga jasa tenaga kerja.
Kerja sama bilateral tersebut akan menghasilkan banyak keuntungan bagi Indonesia. Sebab, Indonesia dapat mengirim tenaga kerja, seperti perawat dan care giver, termasuk tenaga kerja pemetik buah asal Indonesia untuk dapat bekerja di Australia.
Caranya melalui framework Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Dengan diaktifkannya IA-CEPA, diharapkan dapat dijajaki early outcomes yang segera dapat diimplementasikan dan dimanfaatkan oleh kedua pihak.
Selain bertemu dengan pemerintah Australia, Lembong akan bertemu dengan para pelaku usaha. Pertemuan dilakukan dalam format forum bisnis di Sydney dan Melbourne dengan partisipasi delegasi bisnis dari Indonesia.
Selain itu, Lembong berencana melakukan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi yang menjadi target Indonesia. Misalnya, dengan delegasi pelaku usaha Indonesia dari bidang perbankan, pengelolaan makanan dan peternakan, tembakau, makanan dan minuman, pertambangan, kesehatan, kecantikan, dan pariwisata.
AVIT HIDAYAT