TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan e-commerce di Indonesia diyakini akan semakin bergairah dalam tahun-tahun ke depan. Lazada, salah satu perusahaan e-commerce melihat potensi bisnis e-commerce sangat besar jika melihat pada perkembangan teknologinya.
"Saat ini Indonesia masih banyak yang menggunakan jaringan 3G. Bayangkan jika jaringan 4G sudah merata, kami bisa beriklan lewat video tanpa gangguan," kata Magnus Ekbom, Chief Strategy Lazada Group di Kantor Lazada Menara Agro Plaza, Senin, 14 Maret 2016.
Selain terkait jaringan, optimisme Ekbom juga dengan melihat perkembangan pengguna Internet. Pada tahun 2000, pengguna Internet telah berkembang 50 kali lipat.
Pada tahun 2011 saja, sudah ada 43 juta. Lazada memperkirakan pada akhir tahun ini akan tercapai 100 juta pengguna Internet aktif.
Melihat hal itu, Lazada juga semakin terpacu mengembangkan teknologi miliknya. Head of Data Science Lazada Group John Berns mengatakan Lazada akan terus mengoptimalkan big data yang menjadi kunci perusahaan mereka. "Lewat pengembangan big data kami akan mampu membuat layanan terhadap konsumen semakin efisien," kata dia.
Saat ini, Lazada yang memiliki cabang di enam negara, mengandalkan big data sebagai ujung tombak penjualan. Menurut Berns, lewat big data perusahaan dapat mengetahui preferensi masyarakat. Pada 15 Maret besok, kata dia, kebetulan Lazada memasuki perayaan ulang tahun yang keempat.
"Kami menggunakan big data untuk merekomendasikan produk berdasarkan pada pembelian dan browsing history. Misalkan konsumen membeli laptop dan headphone-nya, maka yang akan direkomendasikan itu tas laptop," dia berujar.
Kata Ekbom, pada 2020 e-commerce bisa berkembang lebih jauh. Berbagai produk yang biasanya dijual offline bisa dijual online seluruhnya. Proses pengiriman akan lebih cepat dan terjamin dengan opsi pilihan pengiriman yang lebih bervariasi. Penjual juga akan bisa memasarkan dagangannya hingga ke luar negeri. Bahkan masyarakat diprediksi akan menggunakan e-commerce untuk keperluan sehari-hari.
EGI ADYATAMA