TEMPO.CO, Bondowoso - Ketua Asosiasi Petani Kopi Indonesia Bambang Sri memprediksi produksi kopi di Bondowoso mengalami penurunan tahun ini. "Produksi kopi diperkirakan menurun tahun ini," kata Bambang dihubungi Tempo, Senin sore, 14 Maret 2016.
Bambang berujar, cuaca ekstrem dan erupsi Gunung Raung pada 2015 menjadi penyebab menurunnya produksi kopi tahun ini. Bambang menyatakan telah melakukan pengamatan terhadap kebun-kebun kopi di sekitar Gunung Raung. Perkiraan turunnya produksi itu terindikasi dari cabang tanaman kopi.
"Dari berapa dompol buah setiap cabang akan bisa dilihat berapa yang bakal dihasilkan nanti," ucapnya.
Bambang memperkirakan penurunan produksi kopi itu antara 15 dan 20 persen. Penurunan ini berlaku baik pada kopi jenis Arabika maupun Robusta. Kopi Arabika penurunannya sekitar 15 persen, sementara Robusta 20 persen. (Baca: Jokowi: Aplikasi Uber dan Grab Tak Bisa Serta-Merta Ditutup)
Produksi kopi Arabika pada 2015 sekitar 1.200 ton, sedangkan Robusta sekitar 2.000 ton. Luas lahan kopi di Bondowoso sekitar 7.000 hektare: 2.000 hektare lahan kopi Arabika dan 5.000 hektare lahan Robusta. Sebenarnya ada pengembangan seluas 10 ribu hektare lahan kopi yang baru dilakukan pada 2015.
Kendati terjadi penurunan produksi, petani kopi di Bondowoso tetap akan mengekspor kopi Arabika. Jumlah kopi yang akan diekspor tahun ini tetap 700 ton, seperti tahun-tahun sebelumnya. Kabupaten Bondowoso dikenal sebagai daerah penghasil kopi. Kopi dari daerah ini tembus pasar international.
DAVID PRIYASIDHARTA