TEMPO.CO, Bangkalan-Upaya pemerintah menekan harga barang dan jasa di Pulau Madura dengan menurunkan tarif tol Jembatan Suramadu sebesar 50 persen belum terasa dampaknya. Sebaliknya, harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, justru naik tajam dalam dua pekan terakhir. "Hanya harga beras yang turun," kata Masturah, pedagang sembilan bahan kebutuhan pokok di Pasar Ki Lemah Duwur, Kota Bangkalan, Minggu, 13 Maret 2016.
Beras merk SM, kata dia, yang semula Rp 11 ribu per kilogram turun menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Begitu pun beras lokal dari Rp 9.500 menjadi Rp 9 ribu per kilogram. "Mungkin karena sebagian petani padi mulai panen," ujar Masturah.
Baca Juga:
Selain beras, harga cabai, bawang merah, bawang putih, dan daging ayam rata-rata naik 30 persen. Harga cabai besar misalnya, naik dari Rp 40 ribu menjadi Rp 60 ribu per kilogram. "Cabe kecil juga naik dari Rp 30 ribu per kilogram menjadi Rp 50 ribu per kilogram," kata Siti Solehah, pedagang lainnya.
Selain cabe, Siti menambahkan, bawang merah juga naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Begitu juga bawang putih naik Rp 4 ribu, dari Rp 24 ribu menjadi Rp 28 ribu per kilogram. "Kata juragan, harga cabai dan bawang mahal karena kebun - kebun cabe banyak tergenang banjir," tutur Siti.
Kepala Pasar Ki Lemah Duwur, Busro, membenarkan naiknya harga berbagai komoditas kebutuhan pokok tersebut. Dia menduga kenaikan itu disebabkan cuaca yang mempengaruhi hasil panen.
Menurut Busro selain sayur-sayuran, harga daging juga naik juga tepantau turun. Daging ayam misalnya saat stabil diharga Rp 30 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 27 ribu per kilogram. "Yang stabil itu harga daging sapi, tetap di angka Rp 110 ribu per kilogram," kata dia.
Halimah, salah satu pembeli, membenarkan turunnya harga beras. Bagi dia, turunnya harga beras sangat meringankan ibu rumah tangga dengan uang belanja pas-pasan. "Kalau beras naik sangat terasa, kalau cabai tidak begitu berpengaruh karena bisa beli on-onan, kalau beras harus beli kiloan," kata dia.
MUSTHOFA BISRI