TEMPO.CO, Jakarta - Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Jember, Jawa Timur, melonjak tinggi hingga menembus angka Rp 65 ribu per kilogram.
"Harga cabai rawit melambung tinggi dari Rp 38 ribu menjadi Rp 65 ribu per kilogram sehingga terjadi kenaikan sekitar 71 persen," kata petugas pencatat harga di Pasar Tanjung Jember Iskandar di Jember, Jumat, 11 Maret 2016.
Menurut dia, harga cabai rawit mahal karena pasokan dari petani berkurang dan stok cabai di tingkat pedagang menipis. Hal ini menyebabkan harga di pasaran melonjak tajam.
"Tidak hanya cabai rawit, cabai biasa, yakni cabai merah besar, mengalami kenaikan perlahan-lahan, dari Rp 48 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram atau terjadi kenaikan sekitar 4 persen," tuturnya.
Seorang pedagang cabai di Pasar Tanjung, Syaiful, mengatakan harga berbagai jenis cabai mengalami kenaikan. Namun harga yang melambung tinggi terjadi pada harga cabai rawit.
"Harga cabai rawit tembus Rp 65 ribu per kilogram karena belum ada panen cabai dari petani. Karenanya, harga cabai terus merangkak naik," ucapnya.
Ia menjelaskan, sejumlah pedagang di pasar tradisional harus menambah modal belanja mendapatkan barang, sedangkan keuntungan semakin berkurang karena banyak konsumen yang mengurangi pembeliannya.
"Banyak pembeli yang mengeluhkan naiknya harga cabai, khususnya ibu rumah tangga yang biasa mengkonsumsi sambal untuk makan sehari-hari," tuturnya.
Pantauan di Pasar Tanjung, tidak hanya komoditas cabai yang mengalami kenaikan, harga bumbu dapur pun mengalami kenaikan, seperti bawang merah dan bawang putih.
Bawang merah Rp 48-50 ribu per kilogram, sedangkan harga bawang putih Rp 28-29 ribu per kilogram. Sementara itu, harga sayuran juga mengalami kenaikan, seperti tomat naik dari Rp 12 ribu menjadi Rp 17 ribu per kilogram.
Sedangkan bahan pokok, seperti beras, gula pasir, dan telur ayam ras mengalami penurunan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Jember.
ANTARA