TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Yogrt (baca: yogurt), Roby Muhammad, mengatakan pihaknya belum berniat mengkomersialkan aplikasi pertemanan tersebut dalam waktu dekat, termasuk memasang iklan.
“Kami ingin berfokus lebih dulu pada pertumbuhan pengguna,” ujarnya dalam diskusi pengenalan konsep baru Yogrt di Hotel Atlet Century, Selasa, 8 Maret 2016. Roby menjelaskan, timnya ingin lebih dulu mengenal perilaku konsumen.
Ihwal biaya operasional, Direktur Pemasaran Yogrt Damayanti Permata Arif mengatakan perusahaan masih bisa bertahan melalui dana investor senilai US$ 3 juta atau sekitar Rp 41,3 miliar. Dana itu berasal dari beberapa investor, seperti Centurion Private Equity Ltd dan Linear Venture LP.
Damayanti berujar, ke depan memang ada rencana mengkomersialkan Yogrt. “Tapi mungkin bukan dengan iklan, karena kami tidak mau pemakai terganggu dengan iklan yang muncul di dalam Yogrt.”
Dia menambahkan, salah satu rencana pengkomersialkan itu adalah menyediakan fitur tambahan yang mengharuskan penggunanya membayar untuk dapat menikmatinya. “Tapi itu masih nanti. Kami mau berfokus pada pertumbuhan pengguna dulu,” tuturnya.
Yogrt merupakan aplikasi media sosial yang dirilis pada Oktober 2014. Yogrt memiliki fitur utama yang memungkinkan penggunanya berinteraksi dengan pengguna lain tanpa perlu menjadi teman dalam aplikasi tersebut. Aplikasi ini menawarkan konten beragam pada lini masa penggunanya, karena kiriman yang tampil berbasis lokasi di sekitar pengguna.
BAGUS PRASETIYO