TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, minat wirausaha di Indonesia masih rendah. Dari 250 juta penduduk Indonesia, hanya 1,56 persen yang berwirausaha. Angka tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan Singapura yang mencapai tujuh persen serta Cina dan Jepang yang sudah di atas 10 persen.
Diungkapkannya fokus pemerintah sekarang adalah infrastruktur dan deregulasi. "Melalui dua hal itu lalu lintas ekonomi bisa berjalan dengan baik dan perizinan juga tidak merepotkan pengusaha," kata Purpayoga pada saat menyampaikan sambutan dalam acara Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri 2015 di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa, 8 Maret 2016.
Wirausaha dianggapnya dapat membantu mengejar pertumbuhan ekonomi supaya angka kemiskinan menurun dan kesejahteraan meningkat sesuai dengan target penurunan gini ratio pada 2019 dari 0,41 persen menjadi 0,36 persen.
Selain itu pemerintah juga sudah menurunkan suku bunga bank untuk Kredit Usaha Rakyat, dari 22 persen menjadi 9 persen, yang diharapkan dapat mempermudah akses permodalan UKM. "Tahun ini kredit usaha rakyat (KUR) yang disalurkan mencapai Rp 100 triliun," tuturnya.
Dia mengatakan, wirausaha menjadi sociopreneurship atau sociotechnopreneurship yang tidak hanya berbisnis melainkan juga memecahkan masalah sosial di sekelilingnya dengan cara bisnis. Puspayoga mencontohkan persoalan sampah dapat menjadi inspirasi wirausaha misal melalui produk teknologi pengolahan sampah atau mendaur ulang dan menjadikannya bernilai ekonomis.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin mengatakan, Gerakan Kewirausahaan Nasional digelar secara rutin setiap tahun sejak 2007. Semula gerakan ini diikuti 480 peserta dan sekarang menjadi 6.009 peserta, dulu hanya 18 perguruan tinggi. Saat ini sudah melibatkan 653 kampus.
"Sebagai bank, kami tahu bank akan maju jika banyak yang nabung dan banyak yang pinjam, yang melakukan kedua hal itu adalah pengusaha," kata Budi.
SWITZY SABANDAR