Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bank Sampah Perbaiki Ekonomi Masyarakat

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Pekerja memilah sampah di tempat pembuangan sampah sementara di Sunter, Jakarta, 3 November 2015. Sebanyak 6500 ton sampah dari lima wilayah ibukota terbengkalai karena truk pengangkut tidak dapat masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. ANTARA/Yudhi Mahatma
Pekerja memilah sampah di tempat pembuangan sampah sementara di Sunter, Jakarta, 3 November 2015. Sebanyak 6500 ton sampah dari lima wilayah ibukota terbengkalai karena truk pengangkut tidak dapat masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. ANTARA/Yudhi Mahatma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini, masyarakat Indonesia mulai sadar bahwa sampah bukan lagi sebagai sebuah musuh yang harus dihindari, melainkan bisa berubah menjadi berkah yang mampu memperbaiki perekonomian bangsa.

Berbagai macam inovasi pengolahan sampah terus dikembangkan, mulai dari mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos, hingga pembentukan bank sampah yang bisa menjadi alternatif untuk mengumpulkan pundi-pundi uang.

Konsep terakhir yang disebut tampaknya tengah bersinar di kalangan masyarakat dalam 4 tahun terakhir dan sedang digarap serius oleh pemerintah supaya bisa menyelesaikan dua persoalan bangsa: kebersihan dan kemiskinan.

Potret keberhasilan dari konsep bank sampah ini dirasakan langsung oleh Erna Bidol, ibu rumah tangga berusia 37 tahun yang saat ini meraup pendapatan tambahan hingga Rp700.000 dari menjual hasil kreasi dari sampah setelah 6 bulan menjadi pengurus Bank Sampah Sukses Abadi di Kelurahan Bara Baraya Selatan, Makassar.

Jumlah tersebut dinilai lumayan dibandingkan sebelumnya yang tidak berpenghasilan sama sekali. “Kami memilah bahan-bahan apa saja yang bisa diolah dari sampah yang ditabung oleh masyarakat, hasilnya bisa dibuat kerajinan tangan dan aksesori yang dijual Rp55.000—Rp250.000,” ujarnya seusai peringatan Hari Peduli Sampah (HPS) Nasional di Makassar, Sabtu (5 Maret 2016).

Cerita tersebut hanya sebagian kecil dari kesuksesan bank sampah di Makassar yang mampu mengumpulkan omzet lebih dari Rp600 juta dan mere-duksi 700 ton sampah sepan-jang tahun lalu.

Hal itu pula yang berhasil menjadikan Ibu Kota Sulawesi Selatan tersebut menjadi kota percontohan pengelolaan bank sampah nasional, dan Makassar menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki regula-si yang mengatur harga sampah dengan pemisahan empat jenis sampah yakni sampah plastik, kertas, logam dan botol kaca.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengakui budaya pemilahan sampah dan menilai sampah sebagai sumber daya perkembangannya sangat pesat. Siti menambahkan sebanyak 23 kota dan kabupaten telah berpartisipasi dalam uji coba penerapan plastik berbayar ini, dan dalam waktu dekat sebanyak 23 kota dan kabupaten di Sulawesi Selatan akan ikut berpartisipasi dalam gelombang kedua.

Dicermati dari data jumlah bank sampah yang tercatat, pada Desember 2014 jumlah bank sampah secara nasional mencapai 2.800 unit dan pada akhir 2015 meningkat hingga 3.900 unit. Begitu pula di Makassar, dari 110 unit pada 2014 meningkat hingga tiga kali lipat pada 2016.

“Bank sampah merupakan gerakan masyarakat bernilai budaya dan ekonomi, karena menciptakan budaya kebersihan dan bisa menghasilkan uang,” paparnya.

Supaya konsep yang mampu memberdayakan masyarakat di kawasan padat penduduk itu bisa lebih bernilai ekonomis, perlu dibentuk sebuah badan usaha dan hal tersebut ditangkap oleh Kementerian Koperasi dan UMKM dengan memberikan izin usaha mikro dan kecil (IUMK) kepada unit bank sampah sehingga jenis usaha ini lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan.

GAYUNG BERSAMBUT

Bank gayung bersambut, pihak perbankan pun tak menyia-nyiakan peluang dari bentuk usaha baru ini. Sebagai bentuk partisipasi, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., menginisiasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) kepada delapan unit bank sampah yang beroperasi di Makassar dengan nilai mulai dari Rp5 juta hingga Rp25 juta.

Dengan penyaluran kredit ter -sebut, diharapkan bank sampah yang dikelola masyarakat bisa meningkatkan skala bisnisnya, sehingga manfaatnya bisa dirasakan lebih luas untuk kebersihan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di masa depan.

Ya, kendati masih skala terbatas, usaha pengelolaan sampah diharapkan bisa menjadi alternatif strategis dalam penanganan permasalahan sampah di Tanah Air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penanganan sampah seharusnya tidak lagi berorientasi pada pembangunan fasilitas pembuangan yang relatif besar menyerap anggaran tetapi tidak efektif dari sisi manfaat bagi masyarakat.

Menurutnya, transformasi penanganan sampah dengan berorientasi pada pengembangan UMKM berbasis pengelolaan sampah sudah saatnya digencarkan secara masif di Tanah Air agar bisa memberikan manfaat dari sisi perekonomian.

Selain itu, kata Wapres, kementerian terkait bersama dengan kepala daerah diminta segera menindaklanjuti seluruh hasil rapat kabinet terbatas terkait pemanfaatan sampah menjadi listrik, pupuk, biogas dan lainnya.

Hal tersebut bahkan telah dibahas secara berulang dalam rapat terbatas khususnya pengelolaan sampah dengan melibatkan beberapa kepala daerah namun belum tampak pelaksanaannya.

Di sisi lain, penyaluran pembiayaan dari perbankan melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) untuk UMKM pengelolaan sampah bisa menjadi momentum penguatan penanganan sampah alternatif.

“Ini sudah bagus, BRI sudah masuk untuk membantu permodalannya. Ke depannya sampah tidak lagi sebagai beban, tetapi jadi teman yang mendatangkan berkah untuk kita,” katanya.

Adapun dalam HPS 2016, wapres menyaksikan peresmian integrasi bank sampah Makassar dengan UKM Lingkungan Hidup Digital Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penyerahan izin usaha dari Kemenkop dan UKM, serta penandatanganan nota kesepahaman oleh 17 Wali Kota dan Wakil Wali Kota se-Indonesia Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia.

Penandatanganan tersebut sebagai bentuk kerja sama untuk menerapkan uji coba penerapan kantong plastik berbayar demi mengurangi produksi sampah plastik yang sulit didaur ulang.

Di Jakarta, PT Jakarta Utilitas Propertindo (JUP), anak usaha PT Jakarta Propertindo (Jakpro) akan membangun Intermediate Treatment Facility (ITF) di Pasar Induk Kramat Djati guna mengolah sampah menjadi kompos.

Direktur Utama PT Jakarta Utilitas Propertindo, Chairul Hakim mengatakan ITF yang akan dibangun dengan kapasitas 50 ton sampah per hari ini berlokasi di belakang Pasar Induk Kramat DJati.

Chairul mengatakan bahwa pihaknya berencana menggunakan lahan milik Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta seluas 3.600 meter persegi yang ada di belakang pasar tersebut.

Pihaknya mengatakan bahwa pembangunan ITF tersebut dimaksudkan sebagai salah satu solusi mengatasi persoalan sampah yang ada di Ibu Kota saat  ini di mana volumenya semakin hari semakin banyak, terutama untuk lingkungan pasar.

“Karena mayoritas komoditas di Pasar Induk Kramat Djati adalah sayur-sayuran dan buah-buahan, maka hasil pengolahan sampah akan berbentuk bio energi dan kompos. Hasilnya ini kami berikan gratis kepada Dinas Pertamanan dan Pemakaman untuk dijadikan pupuk.”

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Warga mengambil air tercemar limbah industri untuk menyiram kebun sayuran di pinggir Sungai Cimande, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 11 Oktober 2023. Tak hanya sumur yang kering, beberapa sumber air bahkan tercemar rembesan limbah industri dari Sungai Cimande selama kemarau panjang. TEMPO/Prima mulia
Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.


Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Anak-anak bermain di kali Bekasi yang kondisinya air hitam pekat dan berbau akibat tercemar limbah di kawasan curug Parigi, kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad, 17 September 2023. Kondisi air yang tercemar limbah industri ini mengakibatkan produksi Air Minum Tirta Patriot terganggu sejak 14 September. ANTARA/Paramayuda
Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.


Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Cileungsi, hulu Kali Bekasi, menghitam akibat tercemar seperti terlihat pada Rabu, 13 September 2023. Dok. KP2C
Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.


Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Foto udara Kali Bekasi yang berubah warna menjadi hitam pekat, di Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 2 Agustus 2019. Pencemaran berat ini menyebabkan produksi air di PDAM Tirta Patriot menyusut, dari semula 490 liter perdetik menjadi 420 liter perdetik. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.


Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Petugas memindahkan kantong yang berisi limbah medis yang berbahan berbahaya dan beracun (B3) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa, 17 Agustus 2021. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan perlunya tindakan yang cepat dan tepat terkait pengelolaan limbah medis Covid-19 yang mencakup Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang pada Juli 2021 terdapat peningkatan mencapai 18 juta ton. ANTARA/M Risyal Hidayat
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.


Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan ribu ikan bandeng milik nelayan Kota Semarang mendadak mati. Warga menduga kematian ikan di keramba tersebut akibat aliran air limbah dari Kawasan Industri Lamicitra. (Tangkapan layar video nelayan)
Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.


Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.


Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Brawijaya di Malang meneliti pemanfaatan limbah bulu ayam sebagai penyerap sekaligus pengganti warna limbah industri. Kredit: Universitas Brawijaya
Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh


KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

Foto udara menunjukkan limbah industri yang mencemari Sungai Citarum di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 11 Desember 2019. Sejumlah pabrik masih membuang limbahnya secara langsung ke aliran Sungai Citarum meski telah diterbitkannya perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. TEMPO/Prima Mulia
KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.


Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Ilustrasi senjata tajam atau pisau. Shutterstock
Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.