TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Nusa Tenggara Barat (PHRI NTB) Gusti Lanang Patra meminta pengereman pembangunan hotel baru. Jumlahnya 116 hotel meliputi 4.723 kamar. Ia mengatakan kunjungan wisatawan tidak sebanding dengan jumlah kamar.
Pertumbuhan kamar hotel hendaknya dikendalikan sebab nanti bisa menimbulkan persangan tidak sehat. ‘’Kalau terjadi banting harga, nanti bisa menimbullkan merosotnya pelayanan yang berbuntut rendahnya citranya,’’ kata Lanang Patra sewaktu berbicara pada Coffe Morning di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, Jum’at 4 Maret 2016.
Menurutnya, jika tingkat hunian kamar hotel mencapai 50 persen maka bisa dilakukan penambahan. Tetapi sebaliknyaa jika tingkat hunian kamar hotel di bawah 50 persen, maka dilakukan pengereman.
Sebaliknya Ketua Asosiasi Hotel Mataram Reza Bovier menyebutkan masih terjadi kekurangan jumlah kamar jika rencana penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an bulan Agustus 2016 nanti dihadiri 10 ribuan orang peserta. Ia menyebutkan tingkat hunian Januari – Pebruari 2016 yang masuk kategori sepi jika dibandingkan bulan yang sama 2015 terjadi peningkatan. Jika Jauari 2015 yang semula 22,17 persen menjadi 45,76 persen. Sedangkan bulan Pebruari 2015 sebesar 32,44 persen menjadi 60,96 persen. ‘’Kalau ada acara nasional, kamar hotel penuh,’’ ujarnya. Hunian kamar hotel di kota cenderung turun pada akhir pekan karena hunian kamar hotel di resort dan pegunungan cenderung bertambah.
Kepala Disbudpar NTB Lalu Moh Faozal menyatakan target tiga juta wisatawan pada tahun 2016 ini diyakini bisa tercapai. ‘’Kunjungan wisatawan sangat progresif. Hotel baru pun mulai dibuka,’’ ucapnya.
Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin meminta para pelaku usaha pariwisata memiliki sikap sebagai duta, pemasaran da diplomat. ‘’Ini bagian dari kewajiban kita semua,’’ katanya.
Sebelumnya, secara terpisah di kantornya, Kepala Badan Pusat Statistik NTB Wahyudin memaparkan tingkat penghunian kamar hotel bintang dan non bintang pada Januari 2016 masing-masing sebesar 39,54 Persen dan 31,71 persen
Pada bulan Januari 2016 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang mengalami penurunan dibandingkan bulan Desember 2015. TPK bulan Januari 2016 tercatat sebesar 39,54 persen, turun 13,84 poin dibandingkan keadaan bulan Desember 2015 dengan TPK 53,39 persen. Namun jika dibandingkan dengan TPK bulan Januari 2015 yang mencapai 28,99 persen, naik 10,55 poin.
Rata-rata lama menginap (RLM) tamu hotel bintang pada bulan Januari 2016 tercatat 2,02 hari, turun 0,15 hari dibandingkan dengan RLM bulan Desember 2015. Demikian pula jika dibandingkan dengan RLM bulan Januari 2015 yang mencapai 2,12 hari, terjadi penurunan 0,10 hari.
Rata-rata lama menginap (RLM) hotel non bintang pada bulan Januari 2016 mencapai 2,63 hari, naik 0,95 hari dibandingkan bulan Desember 2015. Demikian pula bila dibandingkan dengan RLM bulan Januari 2015 yang tercatat 1,60 hari, naik sebesar 1,03 hari.
Jumlah tamu yang menginap pada hotel bintang bulan Januari 2016 tercatat 58.948 orang, jumlah ini mengalami peningkatan 7,58 persen dibanding tamu bulan Desember 2015 yang sebanyak 54.796 orang. Jika dibandingkan dengan tamu menginap bulan Januari 2015 yaitu sebanyak 28.299 orang, mengalami peningkatan sebesar 108,30 persen.
TPK hotel non bintang pada bulan Januari 2016 tercatat 31,71 persen, naik 5,19 poin dibandingkan dengan TPK bulan Desember 2015 yang tercatat 26,52 persen. Demikian pula bila dibandingkan dengan TPK bulan Januari 2015 yang mencapai 21,18 persen, naik 10,53 poin.
SUPRIYANTHO KHAFID