TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution bertemu dengan beberapa menteri untuk membahas kelanjutan renegosiasi perdagangan bebas atau free trade agreement antara Indonesia dan Uni Eropa pada hari ini, Kamis, 4 Februari 2016. Dalam rapat koordinasi tersebut, hadir Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong.
Dalam rapat ini, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal Azhar Lubis juga hadir. Menurut Azhar, rapat itu membahas bagaimana upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi perjanjian-perjanjian kerja sama dengan Uni Eropa ke depan.
"Sekarang dilihat dulu, kita mau ngapain di sana. Setiap instansi juga harus mengevaluasi dulu, bagaimana kita ke depan kalau mau menghadapi itu. Apa saja yang harus dipersiapkan, apakah ada aturan-aturan yang harus direvisi, dan lain sebagainya," ujar Azhar saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat.
Menurut Azhar, pertemuan ini belum akan membahas masalah pembebasan tarif bea masuk komoditas ke Uni Eropa. "Mesti ada threshold-nya, kan kita mau turun berapa persen. Itu nanti akan dibahas lagi oleh masing-masing instansi. Mungkin akan ada rapat lagi karena belum semua instansi hadir."
Baca Juga: Kemenko Maritim Klaim Jokowi Setujui Kilang Darat Masela
Azhar berujar, dalam konteks FTA dengan Uni Eropa, BKPM hanya akan berperan sebagai pendorong peningkatan investasi dari luar negeri atau ke luar negeri. "Dari segi barat, mereka mau masuk ke sini. Kita juga mau masuk ke Eropa," ucapnya.
Dalam beberapa waktu ke depan, Indonesia akan kembali melakukan renegosiasi terkait dengan perdagangan bebas Uni Eropa. Salah satu tujuan FTA adalah membebaskan tarif bea masuk berbagai komoditas, khususnya komoditas pertanian dan komoditas kehutanan, ke negara-negara di Eropa.
Negosiasi tersebut kembali dilakukan. Sebab, produk-produk Indonesia, khususnya produk-produk pertanian, masih dikenakan bea masuk dengan tarif yang cukup tinggi, yakni 8-12 persen. Saat ini permintaan tersebut tengah dibahas dalam proses renegosiasi bergabungnya Indonesia dalam pakta perdagangan EU FTA.
Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia pernah bergabung dengan EU FTA. Tapi, dengan pergantian kepemimpinan, keanggotaan tersebut terhenti. Pemerintah pun menargetkan penyelesaian renegosiasi EU FTA harus selesai dalam jangka waktu 2 tahun atau akhir 2017.
ANGELINA ANJAR SAWITRI