TEMPO.CO, Palangkaraya -Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengan berencana mengembangkan produksi bawang merah di tujuh kabupaten. Barito Timur, Barito Selatan, Barito Utara, Murung Raya, Katingan, Kapuas, dan Pulang Pisau. “Areal yang kami siapkan untuk pengembangan bawang merah seluas 95 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng Tute Lelo, Rabu, 2 Maret 2016.
Bila lahan itu ditanami, hasilnya diperkirakan sekitar 855 ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi bawang merah Kalteng 400 ton per bulan. Selain bisa mencukupi kebutuhan masyarakat, hasil produksi yang melimpah itu juga bisa menekan harga bawang merah di pasaran.
Selama ini, kebutuhan bawang merah Kalteng dipenuhi dari luar pulau. Akibatnya harga bawang merah tidak stabil dan cenderung mahal lantaran dipermainkan pemasok. Saat pasokan tersendat karena gagal panen atau sulit transportasi karena tingginya gelombang, harganya bisa mencapai Rp100 ribu per kilo.
Untuk pengembangan bawang merah ini pemerintah provinsi sudah mengalokasikan dana APBN dan APBD. Dari APBD, anggaran yang dialokasikan mencapai Rp500 miliar.
Kepala Bidang Holtkultura Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng Vinolia Tantri mengungkapkan kendala pengembangan bawang merah di antaranya adalah masih rendahnya swadaya petani untuk pengembangan bibit bawang merah.
Untuk menangkar bawang merah butuh sertifikasi. Padahal Kalteng baru memiliki lima petani yang memiliki sertifikasi. “Kami akan meningkatkan agar lebih banyak lagi petani yang memiliki sertifikasi."
KARANA WW