TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Sunyamin mengatakan, meski ada penurunan luas panen pada komoditas jagung dan kedelai, terjadi kenaikan produksi di tahun 2015 dibandingkan 2014. "Kenaikan 3,17 persen untuk jagung dan 0,85 persen untuk kedelai," katanya di kantor Badan Pusat Statistik pada Selasa, 1 Maret 2016.
Sunyamin menuturkan, pada 2015, produksi jagung sebanyak 19,61 juta ton, atau sekitar 0,60 juta ton lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan produksi terbesar terjadi di Pulau Jawa dengan 0,46 juta ton dan di luar Pulau Jawa dengan angka 0,15 juta ton.
Kenaikan produksi jagung terjadi karena adanya kenaikan produktivitas sebesar 2,25 kuintal per hektare atau sekitar 4,54 persen. Meski demikian, diketahui pula luas panen jagung mengalami penurunan sebesar 50,20 ribu hektare atau 1,31 persen.
Adapun untuk produksi kedelai pada 2015 diketahui 963,10 ribu ton, atau meningkat 8,10 ribu ton dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan di luar Pulau Jawa 30,41 ribu ton, tapi di Pulau Jawa mengalami penurunan 22,31 ribu ton.
Peningkatan produksi kedelai terjadi karena ada kenaikan produktivitas sebesar 0,18 kuintal per hektare atau 1,16 persen. Namun diketahui luas panen mengalami penurunan seluas 1,80 ribu hektare atau sekitar 0,29 persen.
Sunyamin menjelaskan, beberapa daerah yang mengalami kenaikan produksi jagung adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Sedangkan untuk kedelai, kenaikan terjadi di Sumatera Selatan, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.
"Kalau produksi jagung yang turun ada di Lampung, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Untuk kedelai yang turun ada di Aceh, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Lampung," tutur Sunyamin.
DIKO OKTARA