TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan cadangan strategis Indonesia pada bidang energi saat ini adalah 0 alias kosong. "Kita tidak punya cadangan strategis, yang tidak digunakan apa pun kecuali darurat," katanya dalam diskusi “Perspektif Indonesia dengan tema ‘Ketahanan Energi; untuk Apa Lagi?’ di restoran Gado-gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 Februari 2016.
Menurut Sudirman, dibanding negara lain, Indonesia jauh tertinggal. Bahkan kalah oleh negara kecil seperti Myanmar yang mempunyai cadangan energi empat bulan. Adapun Amerika Serikat tujuh bulan dan Jepang enam bulan.
Sudirman menjelaskan, Kementerian ESDM akan mulai mengkampanyekan lima sumber energi sebagai cadangan energi strategis, yaitu minyak, gas, batu bara, energi baru dan terbarukan, serta konservasi. Sudirman mengatakan selama ini pemerintah ragu memulai karena khawatir tak bisa konsisten.
Ia pun kembali mengungkapkan pentingnya dana ketahanan energi. Menurut dia, desa-desa yang kini belum tersentuh listrik hanya bisa dialiri listrik dengan energi baru dan terbarukan. Hal ini bisa terwujud jika Indonesia punya cadangan dana.
Selain itu, kata Sudirman, janji pemerintah untuk mengurangi polusi dan emisi karbon 29 persen bisa terwujud dengan menaikkan energi baru dan terbarukan dari 20 persen menjadi 23 persen. "Memang memerlukan terobosan-terobosan. Dana ketahanan energi adalah terobosan," ujarnya.
Pengajar ekonomi energi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Berly Martawardaya, mengibaratkan energi sebagai warisan. "Kita mumpung masih punya warisan sebaiknya berusaha dari sekarang," tuturnya. Menurut Berly, Timor Leste dan Nigeria sudah mulai menabung dana ketahanan energi.
REZKI ALVIONITASARI