TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata bermitra dengan perusahaan teknologi asal negeri Tirai Bambu, Baidu untuk meningkatkan volume kunjungan wisatawan China ke Indonesia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan lewat kemitraan ini pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan China ke Indonesia sampai 2019 dapat menembus angka 10 juta orang.
Adapun, kunjungan wisatawan China yang datang ke Indonesia masih rendah yakni 1,1 juta orang pada tahun lalu. Padahal, jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan ke luar negeri sudah tembus angka 100 juta orang atau terbesar di dunia.
"Kemitraan ini adalah langkah strategis untuk menarik tingkat kunjungan wisatawan. Mengingat, masih rendahnya minat wisatawan China untuk mengunjungi Indonesia," ujar dia.
Menggandeng Baidu, lanjut Arief, menjadi pilihan yang tepat. Sebab, secara profil wisatawan China mayoritas berusia di bawah 45 tahun. Lalu, sekitar 83% menjadikan informasi berbasis internet sebagai referensi utama dalam menentukan desinasi wisata.
Direktur Pelaksana Baidu Bao Jianlei mengatakan Baidu merupakan mesin pencari nomor satu di China dengan pengguna sekitar 600 juta orang dan pangsa pasar lebih dari 79%.
Dari kemitraan ini, Baidu berkomitmen untuk menyediakan serangkaian lokakarya untuk mengedukasi para penyedia dunia pariwisata Indonesia di China, seperti biro perjalanan, pengelola destinasi wisata secara online, hingga pengelola destinasi wisata dan penyedia layanan penginapan.
"Dengan menyajikan informasi sesuai dengan perspektif masyarakat China menjadi kunci penting dalam memikat minat mereka. Lewat produk kami, Baidu Travel, kami akan mereferensikan wisata Indonesia menjadi posisi teratas saat masyarakat China mencari destinasi yang akan mereka kunjungi."