TEMPO.CO, Jakarta - PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 12 persen menjadi Rp 14,563 triliun pada 2015, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 13,051 triliun. Namun, perseroan mencatatkan kerugian Rp 144 miliar.
Presiden Direktur Hero Stephane Deutsch menjelaskan peningkatan penjualan dipengaruhi margin yang lebih rendah, baik di bisnis makanan maupun kesehatan dan kecantikan. Penjualan di gerai-gerai Giant dan Guardian melebihi kinerja pasar.
"Dengan pertumbuhan penjualan like-for-like (penjualan dalam kondisi yang sama dibanding tahun lalu) yang solid dan peningkatan pangsa pasar," kata Stephane dalam keterangan resminya, Jumat, 26 Februari 2016.
Stephane mengatakan penjualan Giant terdongkrak melalui peningkatan penawaran dan kualitas pada produk makanan serta mendesain ulang gerainya. Padahal, Hero telah menutup 14 gerai Giant yang dinilai merugi.
Adapun peningkatan penjualan di Guardian disebabkan pengembangan private label dan tampilan baru gerainya. Menurut Stephane, kedua faktor tersebut membantu mendorong penjualan. "Akan tetapi, seperti pada bisnis makanan, profitabilitasnya terkikis oleh meningkatnya biaya, terutama biaya tenaga kerja yang lebih tinggi."
Gerai IKEA, menurut Stephane, juga membukukan penjualan yang melebihi ekspetasi. Perseroan pun menjajaki peluang untuk melakukan ekspansi. "Hasil penjualan gerai pertama IKEA sangat menggembirakan dan katalog produk IKEA kedua telah diluncurkan pada September," kata dia.
Kendati penjualan naik, Hero justru mengalami kerugian. Perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 144 miliar. Padahal pada 2014, Hero masih mampu membukukan laba bersih Rp 44 miliar. "Sudah termasuk kerugian sebesar Rp 62 miliar dari operasi yang dihentikan. Rugi bersih dari operasi yang dilanjutkan adalah sebesar Rp 82 miliar," kata Stephane.
Selain menutup 14 gerai Giant, Hero juga melakukan hal serupa terhadap 50 toko Startmart pada 2015 lalu. Hingga per 31 Desember 2015, Hero masih memiliki 84 toko Starmart. "Persetujuan untuk menjual bisnis ini dan mayoritas gerai lainnya telah tercapai di 2016, sementara gerai-gerai Starmart yang tersisa akan ditutup," ujar Stephane.
Director of Corporate Affai Hero Supermarket, Arief Istanto, sebelumnya mengatakan penutupan gerai merupakan cara perusahaan memperbaiki portofolio. Apalagi, dengan kondisi ekonomi saat ini, kinerja toko sudah tidak sesuai dengan studi kelayakan seperti saat dibuka. "Kamu tutup kalau cash flow-nya negatif," kata Arief kepada Tempo pada tahun lalu.
SINGGIH SOARES