TEMPO.CO, Jakarta - Perakit televisi tabung, Muhammad Kusrin, berencana mengembangkan usahanya. "Rencana jangka menengah, kami harus punya produk andalan," katanya di gedung Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Jakarta, Kamis, 25 Februari 2016.
Ia mengatakan rencana jangka pendek dari usaha televisi tabungnya, yaitu memberdayakan para karyawan. "Jangka pendeknya yang penting anak-anak jalan dulu atau kami kerja dulu di samping memikirkan jangka menengah," ujarnya.
Ia bercerita, usahanya itu pernah beku karena tak mempunyai izin Standar Nasional Indonesia atau SNI. Sambil mengurus SNI, waktu itu Kusrin membenahi rumah yang ia jadikan pabrik TV.
Kusrin sudah mendapatkan SNI dari Menteri Perindustrian Saleh Husin di Istana Presiden sebulan lalu, 25 Januari 2016. Ia juga mendapatkan sertifikat perizinan merek dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly pada hari ini.
Kusrin pun mengaku semakin mantap dalam berkreasi. "Sekarang lebih yakin karena ada payung hukumnya," kata dia. Ia mengatakan pernah didatangi seorang temannya dari Cina yang mengajak untuk mengembangkan televisi light emitting diode atau LED.
Meski begitu ia masih berfokus memproduksi televisi tabung. Menurut dia, usahanya kini masih berjalan normal. "Pesanan sangat banyak tapi tempatnya harus diperbaiki mau diperluas," kata pria asal Karanganyar, Jawa Tengah, ini. "Biar bisa menampung banyak tenaga kerja."
Sekarang jumlah pekerja Kusrin sebanyak 19 orang. Dalam sehari, kata Kusrin, mereka bisa membuat 80-100 televisi. Namun ia belum membuka lowongan kerja dalam waktu dekat. "Yang paling awal modal dulu agar stok bahan baku cukup," ucapnya.
REZKI ALVIONITASARI