TEMPO.CO, Bandung- PT Pos dan panitia nasional peristiwa gerhana matahari total 2016 di Indonesia akan meluncurkan perangko edisi khusus. Peluncuran itu berlangsung di Observatorium Bosscha, 27 Februari 2016.
Menurut perancangnya, Agung Eko Budi Waspada, perangko gerhana matahari total dibuat sebagai benda koleksi (collectible item). “Lebih ke filateli, jadinya gambarnya serial,” kata Agung, dosen Desain Komunikasi Visual di Institut Teknologi Bandung itu kepada Tempo, Rabu, 24 Februari 2016.
Perangko, kata Agung, secara alami mengalami pergeseran fungsi sejak masuknya era digital. Orang tak lagi banyak yang berkomunikasi jarak jauh dengan surat yang dikirim jasa pos. “Perangko dulu sebagai alat bayar untuk mengirim surat,” ujarnya. Dalam pembuatan perangko gerhana itu, ia bermitra dengan koleganya di kampus yang juga ilustrator, Triyadi Guntur.
Perangko gerhana bergambar serial akan memanfaatkan lebar bidang. Pilihan itu, kata Agung, mengikuti garis lintasan gerhana matahari total dan parsial yang akan melintasi wilayah Indonesia pada 9 Maret 2016. “Garis lintasannya cenderung horisontal, kami butuh ruang seperti itu,” ujarnya.
Dengan konsep visual seperti itu, gambar seri perangko terbagi tiga, yakni sebelum, saat totalitas gerhana, dan sesudahnya. Proses itu disertai ilustrasi mitos Batara Kala, sesosok raksasa yang memakan matahari.
Manajer Filateli PT Pos Indonesia di Bandung, Tata Sugiarta mengatakan, peluncuran perangko edisi khusus itu akan mengundang sekitar 100 orang termasuk kolektor perangko.
ANWAR SISWADI