TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Presiden RI, Teten Masduki, mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo memberikan perhatian kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk masuk sistem ekonomi digital agar bisa mengakses pasar global.
Hal ini diungkapkan Teten dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 24 Februari 2016, mengenai kunjungan Presiden Jokowi ke Lembah Silikon (Silicon Valley) yang menjadi pusat industri teknologi informasi digital di Amerika Serikat. Kunjungan itu berlangsung 14-18 Februari 2016.
"Intinya Presiden memberikan perhatian pada UMKM ke digital economy sebagai akses ke pasar global," kata Teten didampingi Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara.
Untuk mendukung kegiatan itu, pemerintah berkomitmen membangun infrastruktur konektivitas. Dengan demikian Internet masuk ke seluruh pulau dan segala potensi kekayaan yang dimiliki dapat di akses pasar global. "Kita punya 17 ribu pulau, punya banyak pusat kerajinan, banyak seniman, desainer. Ini digital economy punya akses pasar global," ujar Teten.
Rudiantara mengatakan, hampir semua dunia telah memposisikan masuk digital ekonomi, seperti AS, Cina dan India yang sudah memiliki kapitalisasi pasar perdagangan secara elektronik (e-commerce) yang besar.
Menkominfo juga mengungkapkan UMKM di Indonesia sebanyak 50 ribu dan memberi sumbangan ke gross domestic product/GDP senilai 50 persen. Sedangkan di AS sudah mencapai 60 persen. "Bedanya di AS sudah digital, sedangkan di Indonesia belum karena Internet di Indonesia belum merata," ungkapnya.
Rudiantara mengungkapkan bahwa salah satu misi kunjungan Presiden Jokowi ke Silicon Valley adalah bisa mengajak pelaku pasar digital masuk ke Indonesia. "Di Silicon Valley sudah puluhan tahun terbentuk ekosistem ekonomi digital, maka Indonesia mengundang mereka untuk membantu percepatan ekosistem di Indonesia terbentuk lebih cepat," ucapnya.
Untuk itu, berbagai kebijakan telah dilakukan, salah satunya membuka investasi di bidang e-commerce yang sebelumnya tertutup untuk asing. Rudiantara menjelaskan, untuk UMKM yang bermodal kurang Rp 10 miliar tertutup untuk asing, sedangkan yang memiliki modal hingga Rp 100 miliar bisa dimiliki hingga 49 persen dan untuk modal Rp 100 miliar lebih bisa dikuasai 100 persen. "Jika tidak diubah, maka kita tidak kompetitif," katanya.
Dia berharap, masuknya investor ke sektor e-commerce ini juga melalui bursa efek melalui penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) atau penawaran saham berikutnya (right issue). Rudiantara juga mengungkapkan pihaknya pada akhir Maret 2016 akan menerapkan regulasi bahwa perusahaan, seperti Facebook, Twitter dan lain-lainnya harus berbentuk Badan Usaha Tetap (BUT).
Menurut Rudiantara, dengan penetapan harus berbentuk badan usaha tetap ini agar mempermudah penerapan pajak dan melindungi konsumen. Menkoinfo berharap target e-commerce pada 2020 sebesar US$ 130 miliar tercapai.
ANTARA