TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan bahan bakar jenis baru untuk mesin diesel bernama Solarlite. Posisi Solarlite bisa dikatakan mirip dengan Pertalite, yang menjadi produk "tengah" antara bahan bakar gasoline jenis Premium dan Pertamax. Pertalite yang diluncurkan pada Juli tahun lalu diklaim telah menyedot sebagian pengguna Premium. Menurut data Pertamina, tingkat peralihannya antara 11-12 persen.
Dihubungi kemarin, Direktur Bahan Bakar Minyak Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Hendri Ahmad mengapresiasi rencana Pertamina meluncurkan Solarlite. Namun, dia memperkirakan, migrasi konsumen tak akan sebesar yang terjadi saat Pertamina meluncurkan Pertalite.
Sebab, kata Hendri, pengguna solar terpecah ke banyak segmen, dari industri, transportasi umum, dan sebagian kendaraan roda empat. "Migrasi dari solar bersubsidi ke nonsubsidi paling hanya 6 persen. Tidak seperti Premium ke Pertalite yang lebih dari 10 persen," ucapnya.
Adapun Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan Solarlite harus dicampur dengan biodiesel. "Semua jenis solar terkena mandatori B20, tidak terkecuali."
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Setyorini Tri Hutami mengatakan Solarlite bisa diedarkan jika syarat teknisnya terpenuhi, seperti hasil analisis dan penelitian produk tersebut, serta pendaftaran hak atas kekayaan intelektualnya. "Prosesnya belum kami lakukan."
ROBBY IRFANY | PRAGA UTAMA