TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan hari ini, Selasa, 23 Februari 2016. Analis First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan hal itu dipicu karena harga minyak yang kembali naik 6,2 persen menjadi US$ 31,48 per barel. Hal ini, kata David, akan kembali mendorong aksi spekulasi beli investor atas saham-saham batu bara dan logam pada perdagangan hari ini.
"Pasar berspekulasi harga minyak mentah telah mencapai level terendahnya.” David Sutyanto menulis analisisnya dalam siaran tertulis, Selasa, 23 Februari 2016. Saham-saham berbasiskan energi dan komoditas logam menjadi penopang penguatan pasar saham.
IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan tren penguatannya bergerak di kisaran 4.680 hingga 4.750.
Pada perdagangan kemarin, IHSG berkonsolidasi dalam rentang terbatas. Aksi beli selektif melanda saham pertambangan menyusul rebound harga komoditas energi, seperti minyak mentah. Selain saham tambang, aksi beli mewarnai saham konsumsi dan manufaktur. Setelah sempat melemah 4 poin di penutupan sesi pertama, IHSG berhasil menguat dan tutup di 4.708,620 atau menguat tipis 11 poin (0,2 persen). Penguatan IHSG ini sejalan dengan penguatan di sejumlah pasar Asia kemarin.
Namun nilai transaksi yang menyusut mencerminkan pelaku pasar cenderung menahan diri. Nilai transaksi di pasar reguler hanya Rp 3,8 triliun, turun dibandingkan rata-rata harian pekan lalu yang mencapai Rp 4,96 triliun. Di tengah tipisnya nilai transaksi, pemodal asing membukukan penjualan bersih Rp 535 miliar.
Sementara itu, bursa global tadi malam melanjutkan rally mengikuti tren penguatan pasar saham Asia yang dipicu kenaikan harga minyak mentah dunia. Indeks Eurostoxx tadi malam menguat 2,2 persen di 2.933,91. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing menguat 1,4 persen tutup di 16.620,66 dan 1.945,50. Harga minyak mentah menguat 6,2 persen di US$ 31,48 per barel tadi malam.
DESTRIANITA K