TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Kamis waktu setempat, Jumat pagi, waktu Indonesia barat, karena pasar ekuitas Amerika Serikat jatuh lagi meskipun data pengangguran positif.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April naik US$ 14,9 atau 1,23 persen menjadi menetap di US$ 1.226,30 per ons.
Dow Jones Industrial Average Amerika Serikat turun delapan poin atau 0,05 persen karena perdagangan teknis memberikan tekanan pada ekuitas-ekuitas Amerika Serikat.
Kemunduran di pasar saham Amerika Serikat akan meredam selera risiko investor dan mendorong mereka menuju aset-aset safe-haven, termasuk emas, dan sebaliknya ketika ekuitas Amerika Serikat membukukan keuntungan, analis mencatat.
Pada Kamis, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat mengatakan klaim pengangguran awal turun 7.000 menjadi 262 ribu pada pekan yang berakhir pada 13 Februari. Angka yang lebih baik dari perkiraan menempatkan emas di bawah tekanan.
Emas mendapat dukungan ketika laporan yang dirilis Federal Reserve Amerika Serikat cabang Philadelphia menunjukkan pelemahan di sektor manufaktur pabrik.
Analis mengatakan indeks kondisi bisnis secara umum turun menjadi negatif 2,8 yang merupakan tren penurunan lanjutan.
Para analis mengatakan pesanan baru, yang dibacakan pada negatif 5,3, dan pesanan tidak terpenuhi di negatif 12,7, keduanya lebih buruk dari perkiraan.
Harga energi bertahan stabil pada Kamis setelah Iran mengisyaratkan bahwa ia akan menyambut pembekuan produksi minyak.
Berita itu telah menopang pasar ketika sektor energi Amerika Serikat telah menyeret pasar ekuitas Amerika Serikat baru-baru ini.
Logam mulia dicegah dari kenaikan lebih lanjut karena indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,08 persen menjadi 96,94 pada pukul 18.30 GMT.
Perak untuk pengiriman Maret bertambah 5,5 sen atau 0,36 persen menjadi US$ 15,432 per ons. Platinum untuk pengiriman April turun US$ 4,1 atau 0,43 persen menjadi US$ 945,60 per ounce, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.
ANTARA