TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan pada hari ini akan rawan koreksi akibat aksi ambil untung, setelah menguat selama empat sesi perdagangan berturut-turut dalam pekan ini.
Analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto mengatakan pada perdagangan akhir pekan ini, IHSG akan terkoreksi. “Kami perkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 4.740 hingga 4.800," kata David dalam siaran tertulisnya, Jumat, 19 Februari 2016.
Pada perdagangan kemarin, Kamis, 18 Februari 2016, IHSG bergerak konsolidasi. Penguatan IHSG diwarnai aksi ambil untung pemodal lokal, terutama di sesi dua. IHSG yang sempat menguat 27 poin di sesi pertama, akhirnya ditutup hanya menguat 13,287 poin di 4.778,794.
Nilai transaksi di pasar reguler meningkat mencapai Rp 5,85 triliun dan pemodal asing mencatatkan pembelian bersih senilai Rp 367 miliar. Menurut David, aksi ambil untung itu terjadi setelah Bank Indonesia kemarin menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen seperti yang telah diperkirakan pelaku pasar sebelumnya.
Penguatan terbatas IHSG kemarin ditopang aksi beli atas saham-saham berbasiskan komoditas, seperti saham tambang batu bara dan logam, menyusul rebound harga minyak mentah di atas US$ 30 per barel. Harga minyak kembali naik berkat spekulasi pasar produsen minyak utama dunia, seperti Arab Saudi dan Rusia, menyepakati pembatasan produksinya.
Sementara Wall Street tadi malam koreksi tipis setelah tiga hari perdagangan sebelumnya mengalami penguatan. Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,25 persen dan 0,47 persen di 16.413,43 dan 1.917,83.
Pasar digerakkan dengan sentimen pergerakan harga minyak mentah dan sejumlah berita individual korporasi terutama yang berbasiskan teknologi, seperti IBM. Harga minyak mentah tadi malam terkoreksi tipis 0,82 persen di US$ 30,41 per barel.
DESTRIANITA K.