TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal menyatakan sejumlah pengusaha asal Amerika Serikat tertarik untuk membuka pabrik di kawasan Indonesia Timur.
Dalam pernyataan tertulisnya dari San Francisco, AS, Kamis, 18 Februari 2016, Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, para pengusaha ini rata-rata bergerak di bidang pengolahan seafood dan daging.
Franky menyebutkan, minat para pengusaha ini timbul akibat kebijakan pemerintah yang telah mengeluarkan bidang usaha cold sotrage (penyimpanan makanan beku) dari daftar negatif investasi (DNI). "Sehingga mereka bisa berinvestasi di bidang hilir hasil laut."
Sebelumnya, kepemilikan usaha cold storage oleh asing memang dibatasi, yakni 33 persen di kawasan Sumatera, Jawa, dan Bali, serta 67 persen di wilayah Indonesia Timur. "Setelah dikeluarkan dari DNI, usaha cold storage terbuka 100 persen untuk asing.
"Selama ini banyak perusahaan-perusahaan asal AS yang mengimpor produk seafood asal Indonesia ke negaranya." Dengan dibukanya peluang ini, mereka bisa membangun usaha penyimpanan produk mereka sendiri.
Franky berharap ketertarikan para pengusaha industri makanan AS ini akan menggenjot nilai investasi di sektor tersebut. Tahun lalu, BKPM mencatat nilai investasi industri makanan mencapai Rp 43,5 triliun, atau hanya 7,3 persen dari total investasi di Indonesia.
PRAGA UTAMA