TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio optimistis gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akan segera berakhir. "Ada PHK, tapi ini bottom floor kita, situasi tidak akan lebih buruk," katanya di hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis, 11 Februari 2016.
Keyakinan Tito didasari kondisi fundamental ekonomi dan kinerja pasar modal yang dinilainya masih baik. "Saya sih optimis tahun ini ekonomi kita tumbuh di atas 5 persen," ujarnya.
Lebih lanjut, Tito menyatakan bahwa kinerja positif indeks harga saham gabungan (IHSG) di sepanjang 2016 ini menandakan prospek ekonomi domestik membaik. "Kinerja IHSG lebih disebabkan prospek ekonomi yang bagus. Naik-turunnya IHSG itu mendahului naik-turunnya perekonomian," katanya.
Berdasarkan data BEI per 10 Februari 2016, tercatat IHSG telah menguat 3,04 persen menjadi 4.372,48 (year to date). Pada periode yang sama, penguatan indeks BEI itu merupakan tertinggi di seluruh dunia.
Tito Sulistio menambahkan, bahwa perusahaan tercatat di BEI atau emiten juga masih membukukan hasil kinerja yang positif meski kondisi ekonomi pada 2015 cenderung melambat.
Apalagi, kata Tito, adanya penurunan kembali tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) menambah harapan bagi industri pasar modal domestik untuk melanjutkan kinerja positif. "Akumulasi sentimen-sentimen yang baik itu membuat bursa saham kita kuat," ucapnya.
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, per Januari 2016, terjadi 208 kasus PHK dengan jumlah pekerja yang kehilangan pekerjaan sebanyak 1.377. PHK terbanyak terjadi di DKI Jakarta yang mencapai 1.047 pekerja. Selain itu, PHK juga terjadi di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kabupaten Bandung.
PINGIT ARIA