TEMPO.CO, Amerika Serikat - Twitter Incorporation melaporkan pada kuartal pertama tahun ini tidak ada pertumbuhan pengguna. Pertumbuhan rata-rata pengguna aktif bulanan terhenti meskipun Twitter telah menelurkan beragam perubahan untuk memudahkan konsumen menjelajahi aplikasinya.
Pejabat Twitter mengaku akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan. Pihak perusahaan juga meminta investor tidak berharap hasil akan cepat dirasakan. "Kerja kami akan membutuhkan waktu," kata Executive Chairman Omid Kordestani seperti yang dikutip dari Reuters, Kamis, 11 Februari 2016.
Saham Twitter jatuh ketika perkiraan keuntungan pada kuartal ini meleset dari perkiraan analis. Keuntungan tersebut lebih kecil 2,5 persen dari perkiraan analis. Saham perusahaan turun lebih dari 50 persen sejak salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, kembali ke Twitter pada Juli 2015.
Twitter menutup pasar saham pada US$ 14,98 per lembar atau setara dengan 4 persen pada perdagangan reguler. "Pertumbuhan dari perangkat ini secara keseluruhan ada di bawah," kata Vice President and Lead Analyst with Outsell, Randy Guisto. Menurut dia, Twitter mengalami kesulitan dan tak bisa menyasar India dan Cina yang pasarnya dikuasai aplikasi seperti WhatsApp, Apple, dan Google.
Layanan mikroblog itu diramalkan pada kuartal pertama mendapat keuntungan antara US$ 595 juta hingga US$ 610 juta. Nilai ini di bawah perkiraan rata-rata analis yakni US$ 627,1. Twitter menyebutkan memiliki 320 juta pengguna aktif sepanjang kuartal pertama ini. Tidak berubah dari kuartal ketiga.
Jumlah pengguna itu lagi-lagi lebih kecil dari perkiraan sebesar 323 juta pengguna dari RBC Capital Markets. Menghadapi hal ini Twitter sudah banyak melakukan eksperimen. Misalnya dengan mengubah tampilan websitenya. Perubahan ini dilakukan untuk menarik pengiklan dengan memberikan banyak peluang untuk pengiklan.
Menurut Guisto, perubahan ini belum tentu berhasil. Sejauh ini komentar untuk uji coba penampilan baru tidak menyenangkan. "Sejauh ini kita tidak melihat perubahan menarik perhatian pengguna baru," ujar dia. Hal ini dapat dilihat dari munculnya hashtag #RIPTwitter pada Rabu lalu, yang muncul 20 kali dalam waktu satu menit.
Perpindahan sebagian dari petinggi perusahaan tersebut pada bulan lalu menambah kekhawatiran akan kemampuan untuk kembali tumbuh. Kepergian ini dilakukan menyusul kekhawatiran investor akan jabatan ganda Dorsey yang juga menjabat sebagai CEO dari perusahana pembayaran mobile, Square Inc.
Keuntungan meningkat 48,3 persen menjadi US$ 710,5 juta pada kuartal empat yang berakhir 31 Desember lalu. Kerugian bersih turun dari US$ 90,2 juta atau 13 sen per saham. Awal tahun rugi bersih tercatat US$ 125,4 juta atau 20 sen per saham. Analis berharap keuntungan mencapai 12 sen per saham dan laba US$ 709,9 juta.
REUTERS | MAWARDAH NUR HANIFIYANI