TEMPO.CO, Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi meminta pemerintah tidak mengimpor beras dan jagung. Soalnya, menurut dia, petani NTB dirugikan karena Perum Bulog tidak mampu secara maksimal membeli produksi beras dan jagung walaupun setahun sebelumnya Presiden Joko Widodo telah memintanya.
Zainul mengatakan produksi beras NTB mencapai 1,3 juta ton setahun. Untuk kepentingan sendiri 700 ribu ton dan untuk suplai daerah lain, seperti Nusa Tenggara Timur, Bali, dan Jakarta, sebanyak 600 ribu ton. "Hendaknya pemerintah meminta Perum Bulog maksimal membeli produksi petani NTB," katanya, Selasa, 9 Februari 2016.
Zainul mengatakan, sewaktu panen, harga jagung NTB per kilogram Rp 2.560. Tapi dari jumlah panen jagung yang ada tidak terbeli semuanya oleh Perum Bulog. Produksi jagung NTB mencapai 760 ribu ton, tapi yang terserap Bulog hanya 110 ribu ton atau 26 persen. Sedangkan ekspor jagung NTB sebanyak 150 ribu ton. "Banyak petani menjerit," ujarnya. Sebab, harga jualnya jatuh hingga Rp 1.600 per kilogram.
Pertumbuhan ekonomi NTB, kata Zainul, mencapai 21 persen atau yang tertinggi di Indonesia. "Tingkat kemiskinan pun menjadi rendah. Tingkat kedalaman dan keparahan pun rendah," ucapnya.
Ia berjanji, jika jalan bebas hambatan (bypass) dari Lembar, Lombok Barat, menuju Labuan Kayangan, Lombok Timur, dibangun, pertumbuhan ekonomi akan bisa ditingkatkan lagi.
SUPRIYANTHO KHAFID